Yoo Ah In Pakai Propofol dengan Dosis Mematikan, ‘Michael Jackson’ Kedua?

Michael Jackson berpulang ke pangkuan Tuhan usai memakai propofol dengan dosis mematikan. Kebiasaan serupa, ternyata, dilakukan juga oleh Yoo Ah In

Yoo Ah In. Foto-net

apahabar.com, JAKARTA - Empat belas tahun silam, Michael Jackson berpulang ke pangkuan Tuhan usai memakai propofol dengan dosis mematikan. Kebiasaan serupa, ternyata, dilakukan juga oleh aktor kawakan Korea Selatan, Yoo Ah In.

Penyanyi berjuluk King of Pop itu meregang nyawa usai menerima 50 miligram propofol selama enam minggu berturut-turut. Dokter pribadi, Conrad Murray, berdalih zat itu disuntikkan lantaran Jackson mengalami insomnia.

Konsumsi propofol dalam dosis tinggi juga dilakukan Yoo Ah In. Aktor Hellbound itu menerima 4400 ml propofol pada 2021, dengan jumlah suntikan mencapai 73 kali. Dengan kata lain, dia mengonsumsi dosis rata-rata 60 ml setiap suntikan.

Propofol sendiri termasuk zat psikotropika yang ilegal di Korea Selatan, kecuali untuk keperluan anestesi. Yoo Ah In bisa ‘mengelabui’ aturan itu lantaran sering mengaku merasa sakit tiap kali melakukan prosedur kecantikan.

“Polisi mencurigai Yoo Ah In menerima propofol untuk prosedur sederhana dengan melebih-lebihkan rasa sakit dan menerima obat penenang,” demikian laporan MBC, dikutip Jumat (3/3).

Aji Mumpung dari Klinik Kecantikan

Apa yang dilakukan Yoo Ah In, boleh dibilang, juga sering menjadi ajang ‘aji mumpung’ bagi masyarakat awam. Dilaporkan, banyak pasien yang justru merasa ketagihan dengan sedasi propofol. 

Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Korean Medical Science (2012) menyebut sedasi propofol sejatinya banyak dimanfaatkan untuk perawatan kosmetik. Namun, kebanyakan prosedur kosmetik itu dilakukan di klinik lokal.

Inilah yang menyebabkan marak terjadinya penyalahgunaan propofol. Mengingat, efek dari suntikan propofol mampu membuat seseorang merasa sejahtera, gembira, euforia, bahkan penolakan seksual.

Efek yang demikian bisa terjadi lantaran propofol mengubah tingkat dopamin pada tubuh seseorang, yang mana berpotensi meningkatkan adiksi. Selain itu, propofol bekerja pada reseptor asam butirat gamma-amino (GABA) dan reseptor glutamatergik tipe N-metil-d-aspartat (NMDA). 

Sesaat setelah masuk ke dalam tubuh, propofol cepat mendistribusikan kembali dari plasma ke jaringan otak dengan perfusi tinggi. Redistribusi cepat ke jaringan adiposa itu membuat durasi kerjanya singkat. 

Bisa Berujung Kematian

Kalau pun digunakan dalam dosis yang normal, propofol masih bisa menyebabkan efek samping. Di antaranya, rasa nyeri seperti tertusuk, pusing, denyut jantung tak beraturan, penglihatan buram, bahkan pingsan.

Penggunaan propofol jangka panjang diketahui dapat menyebabkan Sindrom Infus Propofol. Inilah yang lantas bisa menyebabkan kematian. 

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan propofol di luar kepentingan medis berpotensi menimbulkan kecanduan. Bahkan, bisa berujung overdosis, yang lantas menyebabkan kematian.