Nasional

Yahya Staquf Tak Ingin Ada Capres dari PBNU, Said Tak Terobsesi 2024

apahabar.com, JAKARTA – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf akan melarang jajaran…

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. Foto-Istimewa

apahabar.com, JAKARTA – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf akan melarang jajaran pengurus untuk menjadi calon presiden atau pun calon wakil presiden jika terpilih sebagai Ketua Umum PBNU.

Pasalnya, ia tak ingin PBNU diombang-ambing dalam kepentingan politik penguasa atau pun terlalu dekat dengan satu pihak saja.

“Saya bilang sejak awal saya tidak mau jadi calon presiden atau wakil presiden dan saya tidak mau ada calon presiden dan wakil presiden dari PBNU,” kata dia, dilansir dari CNNIndonesia.com di kediamannya di Jakarta Selatan, Rabu (10/11).

Yahya mengatakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU jelas melarang pengurus berpolitik praktis. Aturan itu yang membuat Ma’ruf Amin mundur dari jabatan Rais Aam PBNU saat maju sebagai calon Wakil Presiden pada Pemilu 2019.

Dia tidak ingin pengalaman di 2019 itu terulang. Pasalnya, publik tetap menganggap PBNU ikut berpolitik meski Ma’ruf telah keluar secara formal.

“Saya akan bilang kepada teman-teman nanti, ‘Jangan, tolong jangan nyalon presiden atau wapres walaupun harus keluar dulu.’ Sejak awal, jangan lagi,” tutur Yahya.

Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu ingin PBNU bisa membantu semua pihak demi kemaslahatan bersama.

Dia lebih mendorong partai politik yang menjadi aktor utama dalam kontestasi politik, bukan malah sibuk mencalonkan tokoh organisasi kemasyarakatan saat pemilu.

Sebelumnya, Yahya menyatakan akan maju sebagai calon Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU, di Lampung, akhir tahun ini. Ia akan berhadapan dengan petahana Said Aqil Siroj.

Sementara itu, Said menegaskan tak memiliki obsesi untuk maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden bila terpilih kembali sebagai Ketua Umum PBNU.

“Enggak ada obsesi seperti itu, tidak ada. Karena saya bukan maqam-nya, bukan bidangnya lah sebagai pejabat politik,” aku dia.

Terlebih, Said tak memiliki pengalaman sebagai menteri atau anggota DPR. “Tidak ada obsesi untuk lebih naik lagi. Tidak ada sama sekali. Tidak ada,” kata Said, yang juga menjabat Komisaris Utama PT Kerata Api Indonesia itu.