Bisnis Berkelanjutan PGE

Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, PGE Jajaki Kerja Sama dengan Jepang

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk terus melakukan langkah bisnis berkelanjutan.

Pertamina kembali menunjukkan komitmen seriusnya dalam dekarbonisasi dalam bisnisnya dengan menandatangani perjanjian kerjasama perdagangan karbon antara Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan Pertamina Patra Niaga dan Pertamina NRE dengan Pertamina Geothermal Energy (PGE, IDX: PGEO) pada Rabu, 12 April 2023. Foto: Pertamina

apahabar.com, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus melakukan langkah bisnis berkelanjutan. Hal tersebut mendapatkan respons positif dari investor asing usai penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bond).

Langkah bisnis itu ditandai dengan kehadiran manajemen PGE pada acara Indonesia-Japan Corporations Exclusive Business Matching Event yang digelar di Tokyo, Jepang, pada 22 Mei 2023.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yuniarto menjelaskan bahwa kegiatan itu sangat strategis untuk membuka peluang kerja sama antara perusahaan Jepang dan Indonesia dalam menciptakan sinergi positif bagi kedua belah pihak.

“Tentunya kehadiran PGE pada forum Business Matching yang diadakan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (IDX) ini menjadi tanda bahwa usaha yang kami kembangkan memiliki potensi market besar di mata investor asing, khususnya negara-negara yang sudah sangat menaruh perhatian besar bagi pengembangkan energi bersih,” ujar Yuniarto dalam keterangan resminya, Kamis (25/5).

Baca Juga: Tingkatkan Basis Kapasitas Terpasang, Pertamina Geothermal Energy Siapkan Investasi 1,6 miliar Dolar AS

Selanjutnya, Ahmad menuturkan bahwa energi panas bumi Indonesia saat ini memiliki potensi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Menurutnya, panas bumi bisa menjadi sumber energi yang bersifat ramah lingkungan dan stabil yang dapat menjadi base load (beban dasar) sustainable di masa mendatang.

“PGE sebagai pemimpin di sektor panas bumi akan terus berupaya mengembangkan potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi dengan sejumlah pihak sangat penting untuk dilakukan,” ujarnya.

Terkait fenomena terjadinya oversubscribe hingga 8,25 kali terhadap penawaran green bond PGE belum lama ini, menurut Ahmad, hal itu sebagai sinyal positif untuk dapat melibatkan lebih banyak pihak lagi. Dengan meningkatnya kesadaran global untuk memanfaatkan energi hijau, kata dia, PGE kini menjadi salah satu pelaku usaha strategis dari Indonesia.

“Kehadiran kami di Jepang ini menjadi sangat penting untuk melihat sekaligus menjajaki pengembangan bisnis PGE ke depan dengan melibatkan para pelaku bisnis global yang sudah sangat aware terhadap energi hijau dan energi baru dan terbarukan (EBT) ini,” tutupnya.