Peran Perempuan

Women Fisher: Peran Perempuan di Dunia Nelayan

Women Fisher bicara tentang peran perempuan di dunia nelayan. Tema ini jadi bahasan Diskusi World Research Indonesia (WRI) 2023.

Poster Acara Kegiatan Muda Melangkah, World Research Indonesia (WRI) 2023. Foto (instgaram/wriindonesia)

apahabar.com, JAKARTA - Women Fisher bicara tentang peran perempuan di dunia nelayan. Tema ini jadi bahasan Diskusi World Research Indonesia (WRI) 2023.

World Research Indonesia (WRI), tahun ini mengusung diskusi aktif dan isu sosial mengenai perubahan iklim yang terjadi di Jakarta, dengan tema Muda Melangkah, acara ini digelar di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (29/7).

Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2016, yang menjelaskan tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam, yang mana dalam Undang Undang tersebut hanya menyertakan perlindungan bagi nelayan, namun tidak untuk para perempuan yang menjadi buruh disana.

Dalam salah satu karya yang berjudul Fisher (Wo)men Exist, menceritakan tentang kisah Sumini dan Tarsih, buruh yang membantu suami mereka yang bekerja sebagai nelayan.

Baca Juga: Kasus Kekerasan pada Perempuan di India Makin Mengerikan

Maulia Inka (23), selaku salah satu peserta dan kreator, beralasan mengambil tema tersebut karena ingin menyuarakan perasaan perempuan yang berada di lingkungan Kalibaru.

Menurutnya peran perempuan sangat penting bagi sektor perikanan, karena tanpa adanya perempuan disana, perempuan memiliki peran sebagai pengolah ikan hasil tangkapan.

Karya Women Fisher, dalam rangkaian acara World Research Indonesia (WRI) 2023, Muda Melangkah, di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat (29-7). Foto (apahabar/Fikma)

Seperti Sumini dan Tarsiah, seorang buruh perempuan yang bekerja sebagai pengering ikan di Kalibaru. Maulia juga menjelaskan mengenai bias gender yang terjadi pada kaum nelayan, ia berharap perempuan juga mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dalam hal keselamatan bekerja.

Baca Juga: Taliban Afghanistan Perintahkan Tutup Ribuan Salon Perempuan

40% buruh di laut adalah perempuan dan sulit mendapatkan kartu nelayan yang bisa mendapatkan asuransi kerja. Dan tidak diakui oleh komunitas pesisir tersebut.

Potret Buruh Nelayan Perempuan di Kalibaru, melalui karya seni Muda Melangkah. Foto (apahabar/Fikma)

Maulina juga menjelaskan pengaruh pembangunan reklamasai bagi masyarakat sana, menurut penjelasannya, warga Kalibaru merasakan sedikit kesulitan dalam hal akses jalan kaki menuju tempat nelayan cukup jauh, dan membuat beberapa lansia disana merasakan capek saat berjalan.

Peserta Muda Melangkah itu berharap bahwa pemerintah dan pihak terkait lebih memperhatikan pemberdayaan kaum nelayan dan perempuan disana, dan membuat warga Kalibaru mendapatkan hak yang layak.