Ideologi Ekstrem

Wiranto: ICMI Bentengi Umat Islam dari Bahaya Ideologi Ekstrem

Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto meminta Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk membentengi umat Islam dari ideologi ekstrem.

Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto menyerahkan nama mantan loyalis Partai Hanura untuk menjadi calon anggota legislatif dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Foto: apahabar.com/Rafi

apahabar.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto meminta Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk membentengi umat Islam dari ideologi ekstrem.

"Saya bersyukur dapat mendampingi ICMI sejak dibentuk tahun 1990 sampai saat ini," kata Wiranto saat menyampaikan pidato pada acara Halalbihalal ICMI dan Silaturahmi Tokoh Bangsa di Jakarta, Jumat (12/5) malam.

Baca Juga: Serahkan Kadernya ke Gerindra, Prabowo Harap Wiranto Bergabung

Ia menerangkan sejarah kebersamaannya dengan ICMI didapati saat dirinya bertanya kepada Presiden Soeharto soal mengapa merestui pembentukan ICMI yang dilakukan oleh B.J. Habibie.

"Saya waktu itu masih kolonel, dipanggil Kasad (Kepala Staf Angkatan Darat) untuk menanyakan kepada presiden, alasan mengapa merestui berdirinya ICMI," katanya.

Baca Juga: Wiranto Sebut Mardiono Sosok Nahkoda Kapal Selam yang Berpengaruh

Wiranto kemudian menjelaskan alasan presiden kala itu untuk merestui hadirnya ICMI karena Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam dan kebanyakan Islam tradisional.

Untuk menjaga agar Islam tidak terpapar oleh ideologi lain yang ekstrem maka perlu dijaga. "Yang menjaga adalah cendekiawan Muslim, orang yang sudah punya wawasan yang lebih tinggi," ujarnya.

Kehadiran ICMI untuk mencerahkan umat Islam agar tidak mudah terpapar oleh ideologi lain yang saat itu sedang merebak di dunia.

Dalam pertemuan itu, Wiranto juga mengingatkan bahwa dalam persaingan global, pemenangnya bukan yang paling besar atau paling kuat, tetapi yang paling cepat mengambil peluang yang ada dan cepat dalam mengadopsi kemajuan teknologi.

"Kunci sebuah bangsa adalah kecerdasan rakyat Indonesia," pesannya.