Literasi Digital

Webinar di SMPN 8 Prabumulih, Bikin Tugas jadi Mudah Bila Cakap Digital

Kementerian Kominfo bersama SMPN 8 Prabumulih melaksanakan webinar literasi digital mengusung tema 'Bikin tugas jadi mudah bila cakap digital'.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia berkolaborasi dengan SMPN 8 Prabumulih melaksanakan Webinar Literasi Digital Sektor Pendidikan yang mengusung tema “Bikin tugas jadi mudah bila cakap digital”. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (29/3) pukul 10.00-12.00 WIB, berlokasi di SMPN 8 Prabumulih, Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan. Foto: KemenKominfo

apahabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia berkolaborasi dengan SMPN 8 Prabumulih melaksanakan webinar literasi digital sektor pendidikan mengusung tema “Bikin tugas jadi mudah bila cakap digital”. Kegiatan telah dilaksanakan pada Rabu (29/3) pukul 10.00-12.00 WIB, berlokasi di SMPN 8 Prabumulih, Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan menyasar segmen pelajar SMP itu, sukses dihadiri 1000 peserta daring, dan difasilitasi oleh beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya.

Kegiatan itu bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pada awal Tahun 2022, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkannya dengan bijak dan tepat.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementrian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat berada pada angka 3,49 dari 5,00.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Teknologi Dukung Proses Belajar

Kemudian tahun 2022, hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional mengalami kenaikan dari 3,49 poin menjadi 3,54 poin dari skala 5,00. Hasil itu dianggap menunjukkan literasi digital masyarakat berada di kategori sedang dibandingkan tahun sebelumnya. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya lewat diskusi virtual.

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo menjadi agenda yang strategis dan krusial dalam membekali masyarakat beraktivitas di ranah digital.

Keamanan digital

Erfan Hasmin memberikan pemaparan bahwa diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital yang meliputi mengamankan perangkat digital dan identitas digital. Foto: KemenKominfo

Pada sesi pertama, Kepala Unit ICT Universitas DIPA Makassar Erfan Hasmin memberikan pemaparan terkait keamanan digital yang meliputi mengamankan perangkat digital dan identitas digital.

Baca Juga: Ratusan Siswa SD Prabumulih Ikuti Webinar 'Literasi Digital Sejak Dini'

Menurutnya, data pribadi sangat penting untuk menghindari ancaman pelecehan seksual, perundungan online, hingga Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), untuk mencegah oknum atau pihak tidak bertanggungjawab dan menghindari potensi pencemaran nama baik, serta untuk memberikan hak kendali atas data pribadi kita.

Khusus para pelajar yang mengerjakan tugas secara daring menggunakan google drive, google, google terjemahan, dan lain-lain perlu waspada terhadap kejahatan siber seperti malware, phising dan scam

Caranya dengan menjaga keamanan komputer dan perangkat lainnya. Menurutnya, malware adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi. Jenis malware berupa virus, worm, trojanhorse, ransomware, spyware/adware.

Sementara phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Adapun scam adalah bentuk penipuan melalui telepon, email, messaging dsb, dengan tujuan untuk mendapatkan uang dari para korbannya.

"Contoh phising dan scam yaitu peretasan akun, impersonasi, penjual palsu, lowongan kerja palsu, dan modus percintaan," ujarnya.

Baca Juga: Literasi Digital di SD dan SMP Kabupaten Ogan Ilir, Jaga Data Pribadi dengan Baik

Erfan menambahkan, "Untuk mengamankan data pribadi dan tugas ada 5 tips yang bisa saya sharing yaitu dengan cara membuat passwoard yang kuat, membatasi izin akses ke file, tidak membuka link sembarangan, menggunakan anti virus dan selalu membackup data."

Membuat password yang kuat dengan membuat kata sandi yang panjang, membuat kombinasi password dengan kreatif, dan hindari menggunakan password yang sama dalam beberapa akun. Termasuk menggunakan autentikasi dua faktor (2FA) atau ubah kata sandi secara teratur.

Selain itu, Erfan menganjurkan untuk membatasi akses di pengaturan privasi. Izin biasanya memungkinkan beberapa aplikasi mengakses berbagai sumber data di perangkat, termasuk kontak, riwayat penelusuran, dan geolokasi.

Ia juga menganjurkan untuk tidak membuka link sembarangan, jangan terhubung dengan Wi-Fi yang tidak aman, serta menggunakan anti virus pada perangkat komputasi individu, jaringan, dan sistem TI untuk melindungi data pribadi.

Hal lainnya adalah backup data. "Mencadangkan data penting untuk rencana pemulihan bencana, juga pilihan terbaik untuk memulihkan dari kehilangan data besar, data pribadi yang penting harus dicadangkan ke drive, perangkat, juga lokasi terpisah,” jelas Erfan.

Baca Juga: Literasi Digital di SMPN 1 Lubuk Pakam, Narasumber: Jarimu Harimaumu

Cakap media digital

Idawati, S.Pd., M Si menyampaikan materi tentang cakap media digital, memahami penggunaannya, mempunyai kemampuan untuk mengerjakan literasi digital, menggunakan media digital dan alat komunikasi atau jaringan untuk menemukan mengevaluasi, menggunakan membuat informasi dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cermat, tepat dan patuh hukum. Foto: KemenKominfo

Pada kesempatan kedua, Kepala SMPN 8 Prabumulih Idawati menyampaikan materi tentang cakap media digital yakni memahami penggunaan media digital dan alat komunikasi atau jaringan untuk mengerjakan, mengevaluasi, serta memanfaatkannya secara sehat, bijak, cermat, tepat dan patuh hukum. 

Contoh media digital yakni media sosial, buku elektronik (e-book), dan digital audio. Media digital dalam pembelajaran meliputi google classroom, class point, kahoot, canva, dan durratun.

Menurutnya, remaja disebut sebagai digital native atau seseorang yang lahir dan berkembang di era digital, dimana produk digital banyak digunakan. Terdapat beberapa karakteristik generasi digital native yaitu memiliki wawasan luas, menyukai kebebasan, menikmati lingkungan online, aktif mengemukakan identitas diri, ingin memiliki kontrol terhadap sesuatu, mampu beradaptasi dengan teknologi, bergantung pada teknologi, dan memiliki kemampuan multitastking.

Untuk itu, peran guru di era digital adalah sebagai motivator, fasilitator, inspirator dan elevator. Cara guru membantu meningkatkan cakap media digital pada siswa dengan meningkatkan komunikasi dan hubungan baik dengan siswa, kolaborasi dengan orang tua, serta memberitahu apa yang boleh dan tidak boleh dalam berinternet.

"Adapun manfaat teknologi digital terhadap motivasi belajar peserta didik yaitu mempercepat pencarian informasi, materi pelajaran dibuat lebih menarik, dan perpustakaan digital yang mudah diakses,” kata Idawati yang juga Ketua MKKS Kota Prabumulih.

Baca Juga: Literasi Digital di SMPN 3 Kotabumi Lampung, Narasumber: Cyberbullying Harus Dihentikan

Aturan di dunia digital

M. Fadhil Achyari selaku Key Opinion Leader (KOL) yang menyampaikan bahwa dalam berselancar di dunia digital harus bijaksana, tidak melanggar norma, tidak melanggar aturan hukum yang berlaku. Foto: Kemenkominfo

Berikutnya, giliran M. Fadhil Achyari selaku Key Opinion Leader (KOL) yang menyampaikan bahwa dalam berselancar di dunia digital harus bijaksana, tidak melanggar norma, tidak melanggar aturan hukum yang berlaku.

Para pelajar yang memanfaatkan dunia digital dengan kemudahan akses harus dapat membantu meningkatkan kapasitas diri sebagai peserta didik dan memanfaatkannya untuk hal-hal positif.

"Coba kita lihat apa yang kita follow, apakah hanya sebatas hiburan atau ada hal-hal bermanfaat. Apakah kita hanya memfollow akun-akun lucu, atau mengikuti akun yang memberikan edukasi,” ujar Fadhil.

Tanya jawab

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Foto: KemenKominfo

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Moderator kemudian memilih tiga penanya dan berhak mendapatkan e-money.

Pertanyaan pertama dari Nafsiya Rahmatika yang bertanya tentang kecakapan digital dalam berinternet, termasuk dalam mencari jawaban tugas melalui google. "Bagaimana cara meminimalisir ketergantungan agar peserta didik tidak hanya mengandalkan google?" tanyanya.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 1 Indralaya, Kominfo: Waspadai Cyberbullying

Erfan Hasmin berkesempatan menanggapi dengan menjelaskan kebiasaan buruk terkait copy paste jawaban dari internet tanpa melakukan pemilahan terlebih dahulu akan dianggap plagiat.

"Maka jika ingin ambil dari internet jadikan jawaban itu referensi dan jawab lah sesuai tulisan kita dan pendapat kita," ujarnya.

Pertanyaan kedua dari Caezar Reynard tentang aktivitas sehari-hari di media sosial. Dia tidak tahu pengaruh positif dan negatif dalam mengungkapkan diri di media sosial?

Menanggapi hal itu, Idawati menjelaskan setiap postingan positif di media sosial akan memberikan respon yang positif juga bagi orang lain. Pun tidak tertutup kemungkian orang lain akan mengikuti hal-hal positif dari postingan kita.

"Dan jika negatif maka dari responnya akan negatif dan kita akan dihindari orang-orang. Maka dari itu kita harus selalu posting-postingan positif di sosial media," jelasnya.

Baca Juga: Literasi Digital Ajak Siswa Cintai Produk dalam Negeri

Pertanyaan ketiga dari Keysia Khumala. Dia bertanya tentang penggunaan media sosial dalam jangka waktu lama. Menurutnya, itu bisa membuat mata perih, adakah saran untuk masalah tersebut. Apakah bisa tetap menggunakan internet tanpa mengkhawatirkan kesehatan mata?

Menjawab itu, Erfan Hasmin menjelaskan, selama media digital tidak dipakai secara berlebihan maka akan terhindar dari kecanduan. "Jika sudah kecanduan, peran orang tua sangat penting untuk mengurangi kecanduan anaknya dari hal-hal yang negatif di media digital," ujarnya.

Senada, Idawati menanggapi agar tidak kecanduan media digital, anak-anak sebaiknya dipandu dengan kegiatan-kegiatan positif di luar rumah dan mengajak untuk belajar bersama.

Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator mengajak Key Opinion Leader (KOL) M. Fadhil Achyari untuk mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Foto: KemenKominfo

Usai tanya jawab, moderator mengajak key opinion leader Fadhil Achyari mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000.

Baca Juga: Webinar Literasi Digital di SMPN 1 Kotabumi Lampung, Kemenkominfo: Indeks Kita Masih Rendah

Moderator mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber, key opinion leader dan seluruh peserta webinar. Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/), Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo), Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).