Makin Cakap Digital

Webinar di SMP Pidie Bahas Sukses Belajar Online dengan Literasi Digital

Pemerintah bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Pidie, Provinsi A

Ratusan pelajar SMP di Kabupaten Pidie mengikuti webinar literasi digital garapan Kementerian Informasi dan Komunikasi.

apahabar.com, JAKARTA - Pemerintah bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh menggelar webinar literasi digital sektor pendidikan. Kegiatan yang mengusung tema “Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital” telah dilaksanakan pada Jumat (19/5) pukul 09.00-11.00 WIB.

Aksi webinar kali ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Berdasar laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat. 

Baca Juga: Literasi Digital di SD Ogan Komering Ilir Refleksi Pentingnya Pendidikan Karakter Gen-Z 

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional, menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual. 

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMP ini, sukses dihadiri oleh sekitar 400 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Dr. Astri Dwi Andriani, M.I.Kom. (Rektor UNPI Cianjur), narasumber lain Muhammad Fadli, S.Kom., M.Kom (Ka.Dis Kominfo Kab. Pidie), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Reni Risti Yanti (Presenter), serta Isrotullaeni, S.Pd sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Diny Brilianti.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar: Belajar Asyik dengan Google Classroom  

Sesi pertama, narasumber Dr. Astri Dwi Andriani, M.I.Kom. menyampaikan materi keamanan digital, terdapat tantangan dalam menjaga keamanan digital saat belajar online, seperti phising, phising yakni pencurian data pribadi yang merugikan pengguna. Salah satu cara mencegah yang paling sederhana adalah jangan sembarangan klik link, akibatnya data pribadi kita yang ada di perangkat akan diretas oleh orang tidak bertanggung jawab. Kemudian cermati alamat situs web, perusahaan resmi contohnya .COM dan .CO.ID. 

“Pastikan keamanan website, biasanya di google ada simbol gembok kebuka, dan gembok ketutup, sebisa mungkin kalau memungkinkan kita pilih gembok ketutup, karena itu sudah aman, kalau ada http dan https, pilih yang ‘S’ karena ‘S’nya adalah secure," jelasnya. 

Kemudian waspada jika diminta data pribadi, misalnya lagi main game, terus tiba-tiba dimintai data pribadi, misalnya bolehkah aplikasi ini mengelola panggilan anda, kontak ada. 

"Kadang kan diantara kita ada yang ‘yes’ ‘yes’ aja, padahal ketika di ‘yes’ si aplikasi tersebut boleh mengambil data milik kita, padahal data pribadi hanya kita yang boleh nerima akses," paparnya. 

"Jadi sebelum mendownload sesuatu baca dulu syarat dan ketentuan yang berlaku, selanjutnya gunakan password yang sulit, sebaiknya password itu minimal 8 digit, gabungan huruf besar, huruf kecil, dan angka, selanjutnya hindari buka dompet digital atau aplikasi bank online, mobile banking, di wifi publik karena kita tidak tahu yang tergabung di wifi publik siapa aja, wifi publik tuh fasilitas internet yang kita nikmati, fasilitas umum seperti cafe, dan terakhir mengaktivasi 2FA,” ujar Astri lagi. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar: Belajar Asyik dengan Google Classroom  

Giliran narasumber kedua, Muhammad Fadli, S.Kom., M.Kom menjelaskan mengenai kecakapan digital. Dalam era digital saat ini, memiliki keterampilan digital yang kuat sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, pribadi maupun profesional. Kecakapan digital merupakan kemampuan untuk menggunakan teknologi dan alat digital secara efektif, serta kemampuan untuk melakukan pencarian informasi dengan menggunakan mesin pencari. 

“Jangan salah mengetik kata kunci, karena akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, menggunakan mesin pencari yang sesuai seperti google, jika kita gunakan sangat mudah untuk menampilkan informasi yang kita inginkan, juga di kata kunci dapat menampilkan kata kunci yang kita inginkan untuk mencari dokumen yang kita perlukan, selanjutnya ada filter pencarian, sehingga jika ingin mencari dokumen, kita bisa memfilter lebih dalam lagi, selanjutnya mencari sumber resmi di blog atau artikel, dan bisa mencari pencarian dengan menggunakan kata kunci tambahan,” jelas Fadli.

Selanjutnya, giliran Reni Risti Yanti yang merupakan seorang presenter, tampil menyampaikan bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan dalam belajar online, kelebihannya yaitu waktu yang fleksibel dan lebih efektif. Sedangkan kekurangannya yaitu pengajar tidak bisa memantau keadaan muridnya, jadi guru harus lebih kreatif dalam menghadapi generasi Z. Para siswa juga harus maksimal dalam belajar daring, agar bisa mencapai tujuan dan berprestasi. 

Literasi digital garapan Kemenkominfo kali ini menyasar pelajar di SMP Pidie.

“Kalau semua sudah berkolaborasi pasti belajar online akan lebih menyenangkan, akan lebih bisa sukses ke depannya, gitu, karena saya yakin ya, nanti suatu saat kita pasti yang namanya belajar online itu, bukan hanya sekedar pandemi, tapi bisa jadi suatu saat belajar online itu jadi pilihan,” kata Reni.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Kemudian moderator memilih tiga penanya untuk bertanya secara langsung dan berhak mendapatkan e-money.

Pertanyaan pertama dari Gilang Permana yang mengajukan pertanyaan bagaimana cara agar lebih pintar mengenali link phising dan menghindari penipuan serta langkah apa yang sebaiknya kita lakukan pertama kali jika terlanjur memberikan kode OTP atau akun media sosial kita sudah terlanjur di-hack?

Kemudian narasumber Dr. Astri Dwi Andriani, M.I.Kom. menanggapi bahwa ciri-ciri link phising adalah menyerupai link asli, biasanya belakangnya tidak resmi, link yang aman itu simbol gemboknya tertutup, alamatnya https. Report dan lapor di fitur media sosial, biasanya saat kita lapor akun pasti akan segera di proses. Atau membuat aduan ke pihak wewenang. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMA Pidie Jaya: Positif, Kreatif, dan Aman di Internet Jadi Kunci

Pertanyaan kedua dari Nada Nadira yang mengajukan pertanyaan bagaimana solusi dari pemerintah bagi daerah yang masih terbatas dengan jaringan agar dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengimplementasikan cakap digital?

Kemudian narasumber Muhammad Fadli, S.Kom., M.Kom menanggapi bahwa upaya yang dilakukan agar pemerataan dari penggunaan telepon atau jaringan seluler yang pertama perluasan jaringan, melakukan pendataan daerah. Memberi informasi kepada kominfo, menggunakan fasilitas yang diberikan. Setelah melakukan pendataan daerah pasti akan ditindak lebih lanjut. 

Pertanyaan ketiga dari Adeeva Nova mengajukan pertanyaan bagaimana menanamkan kecakapan digital & berpikir kritis untuk generasi muda dalam menanggapi hoaks, provokasi, konten negatif, dan cyberbullying?

Kemudian narasumber Dr. Astri Dwi Andriani, M.I.Kom. menanggapi bahwa dengan meningkatkan literasi media digital, dengan menyebarkan ide ide yang baik seperti menghindari phising, hindari konten negatif dan blokir konten-konten negatif tersebut.

Baca Juga: Webinar Literasi Digital di SD Prabumulih: Setop Cyberbullying

Ada hukuman penjara bagi orang yang melakukan cyberbullying dan ujaran kebencian. Selanjutnya narasumber Muhammad Fadli, S.Kom., M.Kom juga menanggapi bahwa bagaimana salah satu peran literasi digital yaitu pemahaman pada penggunaan gadget dalam masuk dunia digital sehingga bisa tau mana yang baik dan tidak baik. "Jika kita salah menggunakan media digital akan berakibat ke UU ITE. Mereka merasa bebas berekspresi karena belum paham terkait hukuman ITE yang berlaku. Tidak ikut-ikutan hal-hal negatif, pahami pada undang-undang yang berlaku."

Sesi tanya jawab selesai. Setelah itu, moderator mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada narasumber, Key Opinion Leader (KOL) dan seluruh peserta. Pukul 11.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Pemerintah bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024. 

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).