Kalsel

Waswas Klaster Banjir, Pakar Covid-19 ULM Imbau Relawan Jaga Imun

apahabar.com, BANJARMASIN – Pakar Penanganan Covid -19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) waswas dengan proses evakuasi korban…

Anggota Polda Kalsel membopong warga lanjut usia yang terdampak banjir di Kabupaten Banjar. Foto: Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Pakar Penanganan Covid -19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) waswas dengan proses evakuasi korban banjir di Kalimantan Selatan di tengah pandemi virus Corona.

Hal itu seiring dengan tren kasus positif Covid-19 yang meningkat, meskipun masih bersifat fluktuatif.

"Penanganan Covid-19 sangat berbeda dibandingkan sebulan terakhir yang hanya mengedepankan 3M. Saat ini diikuti dengan sosialisasi kebijakan vaksinasi secara massal serta pemberlakuan PSBB jilid II," ucap Pakar Penanganan Covid -19 ULM, Dr. Taufik Arbain melalui siaran pers yang diterima apahabar.com, Kamis (14/1) siang.

Pakar Penanganan Covid -19 ULM, Dr. Taufik Arbain. Foto-net

Kawasan yang terendam banjir, kata dia, harus diperlukan penanganan khusus.

Dalam artian tidak hanya terfokus pada korban saja, namun juga tim relawan yang membantu warga.

Dia menilai teradapat sejumlah aspek yang harus diperhatikan dalam proses evakuasi korban banjir di tengah pandemi Covid-19.

Pertama, menurutnya, sekali pun relawan telah memenuhi standar evakuasi korban banjir, namun kondisi relawan tersebut juga harus diperhatikan

Di antaranya seperti kesehatan, daya tahan tubuh, dan protokol kesehatan sehingga tidak rentan tertular Covid-19.

"Mereka merupakan kelompok yang memiliki peluang besar bertemu orang banyak saat melakukan evakuasi. Mereka pihak yang tinggal di perkotaan selama ini berinteraksi dengan banyak orang. Kemudian mendatangi warga terkena bencana. Oleh sebab itu, semua stakeholder harus memperhatikan kondisi daya tahan tim relawan ini," katanya.

Kedua, dia menyarankan agar pemerintah daerah tidak sekadar terfokus pada penanganan bencana banjir. Namun lebih daripada itu, yaitu tetap bersama-sama mengingatkan waspada pandemi Covid-19 yang terus meningkat.

"Ada kecenderungan kepanikan warga yang tertimpa bencana, lalu melupakan hal-hal terkait protokol kesehatan. Untuk itu, kita bersama-sama memastikan daya tahan tubuh tetap terjaga," bebernya.

Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten atau kota se Kalsel, tambah dia, harus memastikan tim relawan memiliki pengetahuan penanganan Covid-19 di tengah banjir.

"Terlebih sangat memungkinkan warga yang diungsikan akan berkerumun. Saran ini disampaikan sebagai langkah meminimalkan penyebaran Covid-19 di masa banjir tahun 2021 yang memiliki curah hujan sangat tinggi."

"Kita semua mahfum penanganan banjir di masa pandemi Covid-19 saat ini sangatlah sulit, namun setidaknya ada usaha dan pemikiran yang mendorong upaya meminimalisasi kemungkinan terpapar Covid-19," tutupnya.