Waspada Demam Berdarah

Waspada, DBD di Balikpapan Mulai Makan Korban!

Kasus demam berdarah dengue (DBD) saat ini cukup tinggi. Bahkan didapatkan satu kasus meninggal dunia

Balikpapan dalam status darurat kasus demam berdarah. Foto: Dok.apahabar

apahabar.com, BALIKPAPAN - Balikpapan siaga satu kasus demam berdarah atau DBD. Teranyar, seorang warga dilaporkan meninggal dunia.

Warga yang menjadi korban serangan nyamuk Aedes aegypti tersebut adalah remaja laki-laki berusia 9 tahun. Dia berasal dari Balikpapan Selatan. 

"Total kasus hingga minggu ke-32 2023 sebanyak 1.539 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Andi Sri Juliarty, Selasa (29/8).

Baca Juga: Penyakit DBD Terus Mewabah di RI, Spesialis Himbau Imunisasi Dini

Kasus DBD paling banyak tercatat di Balikpapan Utara. Sementara kasus kematian tertinggi di Balikpapan Selatan.

Sebagian besar kasus DBD menimpa usia 5-14 tahun. Usia anak rentan terserang DBD karena daya tahan tubuh yang masih lemah dan rendah.

"Selama ini, selalu kasus tertinggi di selatan. Namun, sekarang ini jumlah kasus mulai bergerak berpindah ke utara,” kata Dio.

Baca Juga: Indonesia Jajaki Investasi Vaksin DBD dengan Perusahaan Jepang

Pekerjaan rumah pemerintah, selama ini masyarakat masih banyak yang belum memahami pencegahan.

Dia pun meminta keluarga berperan penting dalam menangani dengan sigap ketika mendapati gejala DBD.

“Kita waspadai demam, jangan hanya beli obat penurun panas. Tapi, segera ke fasilitas kesehatan jika ada anggota keluarga yang menderita demam tinggi,” ungkapnya.

Baca Juga: Dinkes Cianjur Waspadai Penyebaran DBD di Lokasi Pengungsian Warga

Setiap puskesmas sudah memiliki regent sensitif untuk mendiagnosis DBD. Deteksi dini menggunakan alat tes NS1. 

“Jadi, pasien yang datang dengan laporan demam kita periksa dengan regent ini,” tuturnya.

Kini, secara gencar, puskesmas dan klinik-klinik melakukan pemeriksaan deteksi dini dengan reagen NS1.

Baca Juga: Dinkes Cianjur Waspadai Penyebaran DBD di Lokasi Pengungsian Warga

Selain itu, program juru pemantau jentik (jumantik) masih berjalan di semua kelurahan melalui puskesmas masing-masing.

Warga diimbau tetap rutin melakukan pembersihan. Misalnya, di halaman rumah dan genangan-genangan air yang berada di botol atau kaleng-kaleng bekas.

“Jentik nyamuk DBD berkembang biak dengan baik di air-air bersih. Termasuk di dalam rumah dilakukan upaya menguras tampungan air,” ujarnya. 

Warga bisa berupaya meningkatkan kondisi imun tubuh. Caranya, dengan mengonsumsi banyak air putih dan makanan bergizi.