Waspada Dampak Buruk Asap Karhutla Terhadap Saluran Napas

Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan memiliki dampak buruk bagi kesehatan, terutama pernapasan.

Karhutla di Kalsel terus meluas. Foto-Manggala Agni

apahabar.com, JAKARTA - Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan memiliki dampak buruk bagi kesehatan, terutama pernapasan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menetapkan status waspada Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), di Kalimantan Selatan. Status darurat sudah diberlakukan sejak 22 Mei hingga 15 November 2023.

Karhutla yang terjadi Banjarbaru menghanguskan hampir 1000 hektare lahan. Dan menyebabkan kepulan asap yang berbahaya bagi kesehatan, terutama pada kualitas udara sekitar.

Semua masyarakat merasakan risiko tersebut, terlebih anak-anak, ibu hamil, orang dewasa dan lansia juga berisiko tinggi terkena dampak kesehatan lebih serius.

"Anak kecil bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa, sehingga berdampak lebih besar," ujar Courtney Howard, seorang dokter UGD di Yellowknife, seperti dikutip dari CBC.

Dampak Asap Kebakaran Hutan terhadap Kesehatan
Ilustrasi dampak asap kebakaran hutan. Foto: Paxel/cottonbro

ISPA merupakan salah satu penyakit pernapasan yang timbul akibat semakin tebalnya asap. Pasien ISPA di Banjarbaru Kalimantan Selatan mencapai 3635 kasus per Agustus 2023.

Susunan kimiawi dari asap kebakaran hutan sangat berbahaya, lebih berbahaya dibandingkan asap kendaraan. Karena partikel asap memiliki ukuran kecil, lebih kecil dari 2,5 mikron, atau biasa dikenal dengan PM2.5, yang mengandung karbon diokasida dan monoksida yang tinggi.

Saat partikel kecil tersebut masuk ke dalam tubuh dan sulit dibersihkan seperi virus dan bakteri, dapat menyebabkan kekebalan tubuh bekerja dalam waktu yang lama.

"Hal ini dapat menyebabkan peradangan sistematik dalam tubuh, dan menyebabkan penyakit kronis," kata Howard.

Terpapar asap kebakaran sangat berbahaya bagi semua orang, terlebih dengan riwayat penyakit paru-paru atau jantung, serta memperburuk penyakit asma. Selain mempengaruhi pernapasan, asap kebakaran juga diketahui menimbulkan risiko pada janin.

Asap dari kebakaran hutan juga meningkatkan beberapa risiko lainnya, seperti flu, sakit tenggorokan, iritasi mata, hidung tersumbat, batuk ringan dan sakit kepala.

Howard juga menambahkan untuk selalu mengenakan masker saat berpergian ke luar, menjaga hidrasi dan makanan bernutrisi juga tak kalah penting.

Jika mengalami kesulitan bernapas atau sesak pada dada, segera pergi ke dokter untuk melakukan pengecekan lebih detil.

Baca Juga: Banjarbaru Berselimut Kabut Asap, Dinas Pendidikan Ubah Jam Belajar