prakiraan cuaca

Waspada! 9 Wilayah di DIY Ini Memasuki Status Kekeringan Meteorologis

Sembilan wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berstatus waspada kekeringan meteorologis. Tak hanya itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMK

Ilustrasi kemarau. Foto-Times Indonesia

apahabar.com, JAKARTA - Sembilan wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berstatus waspada kekeringan meteorologis. Tak hanya itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menyebut di kesembilan wilayah tersebut juga berpotensi bercurah hujan rendah.

Adapun kesembilan wilayah yang mengalami ancaman kekeringan meteorologis di DIY di antaranya Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Kecamatan Sentolo (Kulon Progo), Kecamatan Sedayu.

Sedangkan kelima wilayah lainnya yang mengalami kondisi serupa seperti Pandak, Imogiri (Bantul), Kecamatan Patuk, Playen, Wonosari, Nglipar (Gunungkidul).

Baca Juga: Gerakan 'Serbu El Nino' Dinas TPH Kalbar, Aksi Mitigasi Kekeringan

Kepala BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengungkapkan status waspada kekeringan meteorologis tersebut berdasarkan hasil pemantauan curah hujan di DIY hingga 10 Juni 2023.

"Sembilan kecamatan dengan status waspada tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian," katanya seperti melalui keterangan resminya, Sabtu (10/6).

Kekeringan meteorologis menyebabkan terjadinya berkurangnya intensitas curah hujan dari keadaan normal. Akibatnya di kesembilan wilayah tersebut berpeluang mengalami kekeringan mencapai 70 persen.

"Berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan, dan seterusnya," kata dia.

Baca Juga: Antisipasi Kekeringan, Menteri PUPR: Siapkan Sektor Infrastruktur Air

Menurut dia, ancaman kekeringan berpotensi menimbulkan sejumlah dampak seperti di sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.

Tak hanya itu,sejumlah persoalan lainnya akibat kekeringan meteorologis di antaranya ketersediaan air tanah berkurang, terjadi kelangkaan air bersih, dan peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Oleh karena itu, kata Reni, diperlukan kewaspadaan dan upaya antisipasi dari masyarakat setempat terkait dampak bencana kekeringan.

Baca Juga: Antisipasi Kekeringan, Presiden Jokowi Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Etik Setyaningrum menambahkan bahwa periode status waspada kekeringan di DIY tersebut berlaku hingga sepuluh hari ke depan atau dasarian kedua Juni 2023.

"Setelah itu, status bisa berubah menjadi tidak ada peringatan di daerah tersebut atau naik level status, tergantung kondisi iklim ke depan," kata Etik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk mengantisipasi kelangkaan air bersih saat memasuki musim kemarau.

Baca Juga: Musim Kemarau Tiba, Kualitas Udara Jakarta Makin Buruk

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto mengatakan upaya mitigasi telah dibahas dalam rapat koordinasi bersama BPBD kabupaten/kota se-DIY, Dinas PUP-PESDM DIY, serta Dinas Sosial DIY.

"Masing-masing kabupaten menyampaikan telah mempersiapkan diri untuk distribusi air apabila dibutuhkan," ujar dia.

Selain itu, BPBD DIY juga telah menyiagakan sekitar 1.500 relawan pemadam kebakaran untuk mencegah potensi bencana kebakaran selama musim kemarau.