Kalsel

Warga Teriak, Harga Gas 3 Kg di Banjarmasin Sudah ‘Mencekik’ Langka Pula

apahabar.com, BANJARMASIN – Ahim duduk termenung di depan warung pinggiran Jalan Pembangunan II, Teluk Dalam, Banjarmasin…

Ahim menunjukkan kupon gas dari Pemerintah Kota Banjarmasin. Foto-apaahabar.com/Muhammad Syahbani

apahabar.com, BANJARMASIN – Ahim duduk termenung di depan warung pinggiran Jalan Pembangunan II, Teluk Dalam, Banjarmasin Tengah, Selasa (16/2) siang.

Di motornya, ditaruh dua tabung gas 3 kilogram, yang bentuknya seperti buah melon itu. Satu miliknya, satu lagi punya tetangga. “Nunggu gas, semoga datang hari ini,” ucap Ahim harap-harap cemas.

Warga Jalan Sutoyo S, Teluk Dalam ini merupakan satu dari sekian banyak warga Banjarmasin yang kebingungan mencari gas elpiji 3 kilogram.

Sudah sepekan ini gas melon langka. Kalaupun ada di eceran harganya selangit. “Kalau ada harganya pasti sekitar Rp35 – Rp40 ribu. Itupun syukur-syukur ada,” keluh Ahim.

Di sakunya terselip kertas yang sudah tampak kucel. Kertas itu ia keluarkan dari sakunya. Rupanya itu ‘kartu sakti’. Kupon untuk mengambil gas dengan harga eceran tertinggi (HET) yang didapat dari Pemkot Banjarmasin.

“Ini kupon. Kalau mau beli di pangkalan harus bawa ini. Kalau tidak, jangan harap dapat gas,” ucapnya.

Meski punya kupon, tak menjamin hari ini Ahim bakal dapat gas. Sebab sudah hampir sepekan ini gas di pangkalan langganannya tak kunjung datang.

“Di rumah sudah habis sama sekali. Bagaimana mau masak,” imbuhnya.

Ahim bercerita, beberapa hari lalu ia mencoba mengadu peruntungan mencari gas melon ke kabupaten tetangga, Barito Kuala.

Keputusan itu harus ambil, karena sudah kebingungan mencari gas melon di wilayah Banjarmasin.

Tapi sayang usahanya dengan menempuh jarak puluhan kilometer itu tak berbuah manis. Di Batola sendiri gas melon juga langka.

“Kemarin cari sampai Anjir (Kabupaten Batola). Biasanya di daerah Jelapat juga ada yang jual eceran. Karena di sana warga masih banyak pakai kayu bakar. Tapi sekarang juga kosong,” katanya.

Ahim bilang, hari ini ia sengaja menunggu di dekat pangkalan karena informasi gas bakal dagang. Dikatakannya, bahwa di pangkalan Jalan Pembangunan hampir setiap hari datang. Itu jika gas normal.

“Tapi tidak tahu hari ini. Semoga saja datang,” ujarnya. Ahim pun berharap, kelangkaan gas melon ini bisa segera diatasi oleh pemerintah.

Sama halnya dengan Wati,warga Saka Permai Banjarmasin Tengah ini, juga mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram ini.

Sejak beberapa hari lalu ia harus bolak balik menunggu kedatangan gas di pangkalan Jalan Pembangunan II.

“Mau enggak ditunggu takut datang. Ditunggu, banyak kayu terbuang. Soalnya waktu datangnya enggak pasti,” ucapnya.

Ia mengakui, kelangkaan gas melon ini sudah terjadi hampir sepekan. Toh kalaupun ada di eceran harganya mencapai Rp40 ribu.

“Saya juga bingung kok masalah gas ini enggak ada habis-habisnya. Selalu terjadi begini, disuruh pakai gas, tapi susahnya minta ampun,” ketusnya.

Warga Banjarmasin menunggu antrean untuk mendapatkan gas 3 kg, Selasa (16/2/2021). Foto-apahabar.com/Muhammad Syahbani