Warga Tapin Dihebohkan Penemuan Sumber Air di Bawah Masjid Al-Istiqlal Pandulangan

Penemuan sumber mata air di bawah bangunan Masjid Al Istiqlal di Desa Pandulangan, Kecamatan Tapin Tengah, membikin heboh warga Tapin.

Oleh Sandy
Salah seorang warga Kecamatan Tapin Tengah mengambil air dari sumber yang tiba-tiba muncul di bawah Masjid Al Istiqlal, Desa Pandulangan. Foto: apahabar.com/Sandy

apahabar.com, RANTAU - Penemuan sumber air di bawah bangunan Masjid Al-Istiqlal di Desa Pandulangan, Kecamatan Tapin Tengah, membikin heboh warga Tapin.

Sedianya masjid tersebut dalam proses rehab. Lantas ketika pekerja membongkar pondasi sedalam 1 meter, Senin (2/10) lalu, muncul rembesan air.

Setelah beberapa hari berlalu, rembesan air semakin membesar. Kabar ini pun diketahui masyarakat, sehingga mereka mulai mendatangi lokasi.

Kemunculan mata air itu cukup mengherankan, mengingat terjadi di musim kemarau. Padahal untuk mendapatkan air, biasanya warga harus menggali sedalam lebih dari 1 meter.

Akhirnya pengurus masjid memutuskan menunda pekerjaan rehab, karena masyarakat yang datang semakin banyak. Dari sekadar melihat, hingga meminta air dengan berbagai niat.

"Kami belum bisa memastikan asal sumber air tersebut," papar Pengurus Masjid Al-Istiqlal, Abu Amri, Jumat (7/10).

"Kalau berdasarkan cerita orang-orang tua, posisi sumber air itu merupakan tempat wudu masjid di masa lalu," imbuhnya.

Selain sumber air, keunikan Masjid Al-Istiqlal adalah keberadaan makam di dalam ruang induk. Ini merupakan makam H Ali Hanafiah bin Ali Hanafiah atau biasa dikenal dengan nama Datu Pudak.

Namun belum diputuskan nasib sumber air itu, termasuk kelanjutan pekerjaan rehab. Keputusan akhir akan bergantung kepada musyawarah bersama tokoh agama dan warga.

"Kami akan bermusyawarah untuk membicarakan soal sumber air, termasuk menanyakan orang khawas atau memiliki kemampuan melihat sesuatu yang tidak kasat mata," tegas Abu Amri.

Sementara salah seorang warga setempat, Muhammad Arsyad, menghendaki agar sumber air tetap dipertahankan.

"Kalau keinginan warga, air masih bisa diambil dan rehab tetap berlanjut. Namun yang pasti, kami akan bermusyawarah terlebih dahulu," sahutnya.