Kalsel

Warga Tala Temukan Tanaman Bajakah di Hutan Rawa Batakan

apahabar.com, PELAIHARI – Warga Tanah Laut (Tala), Kecamatan Panyipatan mulai berburu tanaman bajakah yang saat ini…

Warga berburu tanaman bajakah yang disebut anti kanker. Foto – apahabar.com/Ali Chandra

apahabar.com, PELAIHARI - Warga Tanah Laut (Tala), Kecamatan Panyipatan mulai berburu tanaman bajakah yang saat ini lagi viral berkat penelitian dua siswi asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Akar bajakah ditemukan di sekitar hutan rawa Desa Batakan, Selasa (20/08).

Bajakah sendiri bagi masyarakat Dayak Ngaju adalah akar-akaran. Bahkan sudah ratusan tahun silam dimanfaatkan bagi masyarakat Dayak Ngaju Kalimantan, sebagai obat kanker dan minuman sehat.

Samlani mengatakan tanaman Bajakah pihaknya dapati di hutan rawa batakan kemarin, "Kami bersama teman-teman pergi hutan. Dalam menyusuran di hutan rawa batakan ini kami dapat akar banjakah obat kanker. Ini juga disebut akar air sebanlb didalam akar itu mengeluarkan air," kata Samlani, Kamis (22/08) kepada apahabar com.

Ia menjelaskan tanaman bajakah ada 5 Jenis di antaranya 4 yang beracun "Yang beracun itu akar Toba, akar gadung , akar ular, akar putas,"ujarnya.

Sementara yang tidak beracun yaitu akar banyu sebutan di Kalteng bajakah, adapun untuk khasiatnya yaitu airnya yang warna putih itu untuk menambah stamina habis dipotong mengeluarkan air sekitar 1 menit.

Kemudian, untuk lendirnya sangat membantu sekali luka kulit dalam rangka penyembuhan dan getahnya "Lendir ini lah yang untuk pengobatan penyakit kanker atau kronis lainnya," sambung Ani Setiawan warga Batakan.

Tetapi bajakah ini sangat langka adanya, konon katanya akar bajakah ini gaib sangat susah ditemukan. "Bahkan akar bajakah sendiri sebenarnya ada di bumi Kalimantan Selatan bahkan pulau Kalimantan semuanya," kataNya.

Begitu rumitnya pencarian kami itu hanya dapat 2 tanaman bajakah. "Panjangnya 4 meter dan kami potong jadi dua," katanya.

Tanaman Bajakah, ditambahkan Ani Setiawan yang pihaknya temukan ini tidak untuk dijual. Hanya digunakan untuk diri sendiri dan bagi orang membutuhkan saja. "Kami kasih gratis. Tapi tanaman bajakah ini terbatas. Sebab yang ditemukan tidak banyak. Hanya sekitar 3 kilo saja,"ujarnya.

Ani mengaku akan kembali melanjutkan pencarian tanaman bajakah ini ke hutan Rawa Batakan dan sekitarnya. "Jika dapat banyak akan ia jual ke masyarakat yang membutuhkan," tutupnya.

Baca Juga:Heboh Bajakah, Pasien Kanker Rela Tunda Pengobatan Medis

Baca Juga:Danrem: Pemesan Bajakah dari Luar Kalteng Ada yang Capai 1 Ton

Reporter: Ahc14
Editor: Aprianoor