Kalsel

Warga Murung Raya Banjarmasin Mengungsi ke Pondok Pesantren

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin telah menaikkan status menjadi tanggap darurat bencana banjir, Jumat…

Oleh Syarif
Murung Raya Banjarmasin mengungsi ke Pondok Pesantren Al Hikmah. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin telah menaikkan status menjadi tanggap darurat bencana banjir, Jumat (15/1/2021).

Kelurahan Murung Raya, Banjarmasin Selatan menjadi salah satu lokasi terparah terdampak air pasang.

Berdasar data, puluhan Kepala Keluarga (KK) memilih untuk mengungsi ke Pondok Pesantren Al Hikmah.

Pengungsi ini untuk menghindari genangan yang semakin tinggi dalam dua hari belakangan.

Mereka rela meninggalkan barang-barang berharga, dan cukup hanya membawa perlengkapan tidur seperti, bantal, guling, selimut dan tilam kecil hanya untuk sekedar mengistirahatkan diri.

Pantauan apahabar.com, ketinggian air di Kelurahan Murung Hampir menyentuh pinggang orang dewasa.

Itu artinya, hampir semua rumah warga di kelurahan tersebut sudah terendam, yang berasal dari luapan air Sungai Kelayan.

“Satu jari lagi terendam lantainya, dapur sudah terendam duluan,” ucap Normiati.
Makanya warga Murung Raya yang saat itu berjalan bersama sanak keluarganya menuju Pesantren Al Hikmah untuk mengungsi.

Selain Normiati, ada juga Arif (50), warga Kelurahan Murung Raya yang mengungsi ke rumah sanak keluarganya.

Ia membeberkan, kondisi ini awalnya telah terjadi sejak seminggu yang lalu. Namun yang paling parah sudah dirasakan sejak tiga hari belakangan.

“Sejak diam di sini tidak pernah terjadi genangan setinggi ini. Sampai saat ini bantuan dari pemerintah juga belum ada,” tegasnya.

Sementara itu, Muhammad Natsir, pengelola Pondok Pesantren Al Hikmah yang menjadi salah satu tempat pengungsian warga mengaku, pihaknya sengaja menyediakan gedung belajar untuk warga yang ingin menginap, sejak dua malam terakhir.

“Malam ini cukup banyak. Ada sekitar empat KK. Ada sekitar 20 jiwa yang menginap,” ungkapnya.

Ia menuturkan, bahwa ada 12 ruang belajar yang telah disediakan untuk menjadi tempat pengungsian warga.

Jika dihitung-hitung, ruang belajar yang bisa dimanfaatkan ini mampu menampung hingga 80 jiwa.

“Sampai saat ini warga numpang menginap saat malam hari saja. Ketika siang air surut mereka kembali ke rumah masing-masing,” tambahnya lagi.

Disinggung apakah sudah ada bantuan dari pemerintah? Arif mengaku belum ada sama sekali. Meskipun ada, bantuan itu berasal dari orang-orang dermawan yang ingin menyumbang kepada sesama.

“Kami harapkan ada perhatian dari Pemkot Banjarmasin, terutama untuk keperluan warga sehari-hari,” harapnya.