Warga Keluhkan Truk Bertonase Besar Leluasa Melintasi Kota Sampit

Sejumlah warga mengeluhkan aktivitas truk muatan bertonase leluasa melintasi jalan Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng.

Truk mengangkut Crude Palm Oil (CPO), terlihat leluasa melintas di Jalan HM Arsyad, Kota Sampit, Senin (11/12/2023). Foto-apahabar.com/Ilhamsyah Hadi

apahabar.com, SAMPIT - Sejumlah warga mengeluhkan aktivitas truk muatan bertonase leluasa melintasi jalan Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng.

Menurut warga, truk yang melintas itu bermuatan buah sawit, crude palm oil (CPO), karnel, kontainer serta pupuk. Sementara, pengawasan pemerintah dirasa kurang.

"Sangat disayangkan jalan HM Arsyad ini baru saja dibangun dan diaspal, biayanya juga sangat besar, kalau truk angkutan dengan tonase besar dibiarkan leluasa melintas, kemungkinan jalan ini akan rusak dan berlubang lagi," ujar Reni, salah seorang warga Sampit, Senin (11/12/2023).

Bukan hanya di Jalan HM Arsyad, truk bertonase besar tersebut juga bebas melintas di Jalan Tjilik Riwut. Mereka kebanyakan ditemui beroperasi pagi atau malam hari.

Sementara itu Nadia, warga Sampit lainnya beranggapan aturan pemerintah kabupaten yang melarang angkutan berat melintasi jalan dalam kota tidak dibarengi pengawasan dan tindakan tegas. Sehingga terkesan dibiarkan.

"Jangan hanya pencitraan saja, saat ditegur, bupati baru bergerak melakukan penertiban. Sama juga saat diviralkan oleh warga, baru melakukan razia di lapangan," kata salah seorang warga Jalan Tjilik Riwut Sampit.

Dalam surat Bupati Kotim dengan tegas mengatur truk bertonase besar mesti melewati jalan khusus, bukan melintasi jalan di dalam kota.

Namun sayangnya, untuk jalan lingkar selatan sebagai jalur alternatif yang bisa dilintasi kendaraan berat saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Padahal jalur ring road itu diharapkan biasa berfungsi dengan maksimal, apalagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng kabarnya telah menganggarkan Rp30 miliar untuk rekonstruksi jalan tersebut. Namun hingga mendekati akhir tahun ini belum juga terealisasi.

"Semoga saja Pemkab Kotim tidak lagi php (pemberi harapan palsu) dengan janji perbaikan seperti tahun-tahun sebelumnya oleh Pemprov, karena jalur tersebut benar-benar mendesak demi kemajuan ekonomi Kotim dan juga Kalimantan Tengah," pungkas Nadia.

Baca Juga: Surat Suara Caleg Segera Tiba ke Sampit

Baca Juga: Sebuah Rumah Panggung di Kota Sampit Ludes Jadi Arang