Wapres Maruf Amin Juluki KSAD Dudung Jenderal Santri

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjuluki Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurrahman sebagai Jenderal Santri karena sempat menempuh pendidikan di

Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf menemui KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Foto-Dok. TNI AD.

apahabar.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjuluki Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurrahman sebagai Jenderal Santri karena sempat menempuh pendidikan di pondok pesantren. 

Julukan Jenderal Santri diungkap Ma'ruf Amin dalam acara Muhasabah dan Istigasah Doa Keselamatan Bangsa dalam momentum peringatan Isra Mikraj 1444 H di Masjid Agung Cianjur, Jawa Barat, Minggu (19/2). 

Acara Muhasabah dan Istigasah Doa Keselamatan Bangsa juga dihadiri KSAD Jenderal Dudung. 

Baca Juga: Absen Hadiri Rapat, DPR Kembali Peringatkan KSAD Dudung

"Yang saya hormati, Bapak Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, saya nyebutnya jenderal santri. Karena memang beliau ini santri sebenarnya," kata Ma'ruf di Cianjur seperti dikutip dari ANTARA, Minggu (19/2). 

Ma'ruf menerangkan bahwa Dudung merupakan jebolan pondok pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat. Untuk itu ia tak kaget jika Dudung kerap aktif menghadiri atau menyelenggarakan kegiatan keagamaan. 

Baca Juga: Panas! Ditanya Soal Rotasi: Dudung Sentil Effendi Simbolon

"Makanya tidak heran kalau (beliau) bikin istigasah, bikin zikir, bikin doa, dan salat subuh karena beliau santri," kata Ma'ruf.

Untuk itu, ia berharap ke depan akan banyak jenderal-jenderal santri di Indonesia. Sebab santri memiliki komitmen keagamaan dan komitmen kebangsaan karena santri dari dulu berjuang untuk membela negara.

Ia mencontohkan perjuangan para santri di abad ke-19 yang sudah terjun melawan penjajah. 

Baca Juga: Ketum PBNU Temui Jenderal Dudung, Bahas GP Anshor-Banser

"Di Banten oleh Profesor Sartono Kartodirdjo disebut sebagai religius revival, kebangkitan agama, geger Cilegon. Saya nyebutnya itu bukan kebangkitan agama, tapi islamic revival, itu kebangkitan Islam," jelas dia. 

"Tapi lebih tepat lagi itu kebangkitan santri-santri dalam rangka membela negara untuk menuju kemerdekaan," pungkasnya.