Wapres: Ibadah di Malam Lailatulqadar, Pahalanya Sama dengan Seribu Bulan

Dalam tausiahnya di Masjid Agung Al Munwwarah Banjarbaru, Wapres Ma'ruf Amin menyebut, beribadah di malam lailatulqadar beda pahalanya dibanding malam biasa.

Wapres KH Ma'ruf Amin di Masjid Agung Al Munawwarah Banjarbaru. Foto-apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU - Dalam tausiahnya di Masjid Agung Al Munawwarah Banjarbaru, Wapres Ma'ruf Amin menyebut pahala beribadah di malam lailatulqadar berbeda dibanding malam biasa.

"Pahala ibadah di malam lailautulqadar sama dengan seribu bulan malam biasa," papar Ma'ruf Amin, Senin (10/4) malam.

"Tak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa di malam lailatulqadar," imbuhnya.

Namun demikia, manusia tidak diberitahu oleh Allah kapan turunnya malam lailatulqadar, "Ini merupakan misteri dari Allah," lanjut Ma'ruf.

Ma'ruf juga menyampaikan terdapat beberapa alasan dibalik pemberian nama lailatulqadar menurut riwayat.

"Ada yang mengatakan karena saat itu diturunkannya Alquran kepada umat yang derajatnya paling tinggi," bebernya.

"Ada juga riwayat yang mengatakan karena, lailatulqadar berkenaan soal takdir manusia," imbuh wapres.

Di sisi lain, Ma'ruf menyampaikan, saat malam lailatulqadar, malaikat meminta izin kepada Allah untuk turun ke bumi dan mendengarkan apa sebelumnya tidak pernah didengar di langit.

"Yakni rintihan hamba di malam lailatulqadar," ujarnya.

Sebab kata dia, di langit, para malaikat hanya berzikir menyebut nama Allah dan tak ada tangisan dan rintihan dalam memohon ampunan.

"Dari itu Allah lebih suka mendengar hambanya yang menangis meminta ampun dibanding berzikir," tutup Kiai Ma'ruf.

Usai tausiah dan tarawih di Masjid Agung Almunwwarah malam tadi, Ma'ruf Amin balik ke Novotel dan pagi ini ia meminjau Mal Pelayanan Publik di Banjarbaru.

Kemudian ke Banjarmasin untuk membuka secara resmi acara Halal Fair dan pasar raya. Lalu menghadiri pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).