Wanti-wanti dari Pakar, AI Bisa Jadi Sumber Hoaks Pemilu usai Viral Asmalibrasi Versi 'Jokowi'

Penggunaan artificial intelligence (AI) ternyata dapat berdampak buruk jelang Pemilu 2024.

Ilustrasi. Foto-Net

apahabar.com, BANJARMASIN - Penggunaan artificial intelligence (AI) ternyata dapat berdampak buruk jelang Pemilu 2024.

Pasalnya, penggunaan AI bisa jadi sumber hoaks jika digunakan untuk meniru suara tokoh politik tertentu, atau sekarang lebih dikenal dengan Deepfake.

Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artificial dan Keamanan Siber di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Anto Satriyo Nugroho pun membenarkan tentang potensi Deepfake semacam itu jadi sumber hoaks di Pemilu 2024.

"Iya," ucapnya dilansir CNN, Kamis (4/5).

"Harus dicatat kita hanya mengandalkan suara atau video saja itu tidak cukup membuktikan suara itu asli atau tidak. Kita tidak bisa memakai itu untuk decision," sambungnya.

Sebagai informasi, Deepfake merupakan gabungan dari istilah deep learning (pembelajaran mesin yang meniru cara otak manusia belajar, yakni mencontoh) dan fake (palsu).

Dia merupakan salah satu tipe AI yang digunakan untuk membuat konten foto, audio, video tipuan yang cukup meyakinkan lantaran mirip orang aslinya.

Contoh kasus yang telah ramai sebelumnya yakni beredarnya suara mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyanyikan lagu 'Asmalibrasi' milik band Soegi Bornean. Suara yang terdengar dalam video tersebut dinilai mirip dengan suara asli Jokowi.

Salah satu personel dan sekaligus vokalis Soegi Bornean, Fanny Soegi pun bereaksi lewat akun Twitternya. "Tolong Asmalibrasi jangan viral lagi. Itu hanya AI, bukan Owi kun," tulisnya.

Video Asmalibrasi itu sendiri diunggah akun @anjimeNation. Dalam kolom balasan (reply) kepada netizen lain, akun tersebut mengaku hanya mencomot sound dari TikTok.

"yntkts, soundnya itu hasil nyolong tiktok doang. gue cuman bikin ke format spotify," kicaunya.