Info Kesehatan

Wanita Wajib Tahu! Pentingnya Skrining Kesehatan Reproduksi secara Mandiri

Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Terlebih bagi kaum wanita yang kerap mengabaikan kesehatan sistem reproduksi.

Ilustrasi skrining kesehatan reproduksi secara mandiri. Foto: Dok. CNN.

apahabar.com, JAKARTA - Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Terlebih bagi kaum wanita yang kerap mengabaikan kesehatan sistem reproduksi. Pasalnya penyakit dari gangguan reproduksi bisa berakibat fatal.

Skrining kesehatan reproduksi penting untuk mengetahui kondisi organ reproduksi sejak dini. Untungnya, beberapa skrining awal tersebut dapat dilakukan secara pribadi tanpa perlu repot pergi ke rumah sakit.

Melansir CNN 922/3), dokter spesialis kandungan Muhammad Fadli menjelaskan bila skrining kesehatan organ reproduksi penting dilakukan oleh setiap wanita di segala usia, mulai dari anak, remaja, dewasa, bahkan hingga lansia.

"Bagaimanapun penyakit bisa tumbuh di organ reproduksi. Kalau diabaikan bisa parah, lebih baik terdeteksi sejak dini," kata Fadli.

Lebih lanjut Fadli menjelaskan, ada tiga metode sederhana skrining awal yang bisa dilakukan, bahkan orang tua juga bisa mengajarkan hal ini dengan mudah kepada anak, terutama yang sudah memasuki usia remaja.

Berikut tiga metode skrining yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah:

1. Cek Menstruasi secara Bekala

Siklus menstruasi biasanya mulai muncul pada perempuan usia 13-14 tahun. Jika tak berjalan dengan baik, menstruasi bisa menunjukkan sejumlah gejala yang bisa menandakan penyakit tertentu.

Siklus haid selama 21-35 hari disebut normal. Namun, jika lebih dari itu atau jeda terlalu cepat dan lama, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Lama haid juga harus diperhatikan. Normalnya haid terjadi selama 3-5 hari atau bahkan 10 hari. Jika haid terjadi lebih dari 14 hari, maka bisa dikategorikan tidak normal.

Selain itu, rasa sakit menstruasi juga harus diperhatikan. Fadli menyebut, normalnya wanita akan merasa sakit saat haid. Tapi, jika rasa sakit yang muncul berlebihan, sebaiknya lakukan pemeriksaan.

2. Usap bagian bawah perut

Metode ini bisa dilakukan di segala usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Anda bisa melakukan pengusapan pada bagian bawah perut untuk mengetahui apakah terdapat benjolan di area tersebut.

Jika terdapat benjolan, periksa apakah benjolan bergerak atau hanya diam di tempat. Benjolan bisa jadi pertanda tumbuh tumor atau kista di organ reproduksi.

3. Periksa keputihan

Keputihan bisa dialami oleh perempuan dari segala usia, termasuk anak-anak.

Pada dasarnya, keputihan adalah kondisi yang normal. Keputihan menjadi tidak normal jika cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, berbau, berwarna kuning kehijauan, hingga memicu rasa gatal.

Pada anak-anak, penting untuk orang tua rutin memeriksa celana dalam si kecil. Hal ini untuk mengetahui apakah normal atau tidaknya keputihan yang dialami anak.

Itulah sejumlah metode yang dapat Anda terapkan secara mandiri untuk memeriksa kesehatan organ reproduksi. Semoga bemrnafaat.