Stunting

Wali Kota Surabaya Beberkan Strategi Jitu Turunkan Angka Stunting

Pemerintah Kota Surabaya menunjukkan komitmen dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan sosialisasi Sistem Informasi Kesehatan (Sis-Infokes), di Graha Sawunggaling, Jumat (31/3/2023).

apahabar.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Surabaya menunjukkan komitmen dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayah tersebut. Tercatat Pemkot Surabaya berhasil menurunkan angka stunting di angka 600 anak. Targetnya, di akhir tahun bisa turun menjadi 150 anak.

“Itu kami lakukan di Surabaya. Jadi kerjanya dengan hati. Karena itu sekarang sudah menjadi 600 anak,” kata Wali kota Surabaya Eri Cahyadi dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema Langkah Penting Turunkan Stunting pada Senin, (26/6).

Eri menjelaskan, kelengkapan data dan kedekatan menjadi kunci keberhasilan Pemkot Surabaya menurunkan angka stunting. Contohnya, akurasi data jumlah bayi lahir dan ibu hamil per hari di Kota Surabaya. Dengan adanya data akurat tersebut menjadi acuan untuk melakukan kebijakan dan eksekusi di lapangan.

Untuk mendapatkan akurasi data, Pemkot Surabaya memanfaatkan aplikasi Antropometri milik Kementerian Kesehatan. Dari data yang diperolehnya melalui aplikasi tersebut, bisa diketahui bahwa bayi stunting tidak hanya berasal dari keluarga tak mampu alias miskin, namun juga dari keluarga mampu atau kaya.

Baca Juga: Beri Edukasi Calon Pengantin, Jurus Pemerintah Tekan Stunting

“Dari apikasi itu sampai dengan tingkat RT/RW. Pak RT-nya bahkan tahu bayi stuntingnya berapa, gizi buruk berapa, hingga orang miskin di wilayahnya itu berapa” ujarnya.

Dari data yang didapatkan tersebut, langkah selanjutnya yaitu menyusun strategi dan arah kebijakan. Di mana salah satunya dengan bergotong-royong yang dilakukan oleh para kader kesehatan dan masyarakat setempat. 

“Jumlah kader sekitar 45.000, beliau-beliau inilah yang turun mendampingi, bahkan mulai anak perempuan itu menstruasi hingga menikah dan sampai menjalani kehidupan rumah tangga,” paparnya.

Menurut Eri, masyarakat memiliki andil terbesar dalam keberhasilan menekan angka stunting. Ia mengakui masyarakat di wilayahnya bersedia mengubah mindsetnya terhadap masalah stunting sebagai tanggung jawab bersama.

Baca Juga: Jokowi Geram, Anggaran Stunting Digunakan untuk Rapat Tak Penting

“Ini adalah kekuatan masyarakat, bukan karena walikotanya. Alhamdulilah hari ini sudah turun menjadi 600. Target kita zero stunting,” ujarnya.

Di sisi lain, Pemkot Surabaya memiliki program orang tua asuh. Program itu merupakan bentuk dukungan masyarakat terhadap program-program pemerintah melalui pemberian donasi. Adapun donasi yang diberikan mencakup pemenuhan kebutuhan makan dan minum bagi anak-anak penderita stunting.

"Bahkan, ada orang tua yang ingin menanggung anak-anak stunting di satu kecamatan," pungkasnya.