Minyak Sawit

Walaupun Stok Meningkat, GAPKI: Eskpor Minyak Sawit Justru Menurun

Stok Minyak Sawit mengalami kenaikan pada bulan Maret sekitar 12% dari bulan Februari menjadi 4.349 ribu ton untuk CPO.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) mendorong agar petani kelapa sawit membikin kelompok. Foto-Istimewa

apahabar.com, JAKARTA - Stok minyak sawit mengalami kenaikan pada bulan Maret sekitar 12% dari bulan Februari menjadi 4.349 ribu ton untuk CPO dari 3.883 ribu ton pada bulan sebelumnya dan 413 ribu ton untuk PKO dari 369 ribu ton pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono menjelaskan hal tersebut berlawanan dengan produksi. Ekspor justru turun dari 2.912 ribu ton pada bulan Februari menjadi 2.641 pada bulan Maret.

"Penurunan terbesar terjadi pada produk olahan minyak sawit yang turun dari 2.254 ribu ton pada bulan Februari menjadi 1.880 ribu ton pada bulan Maret," kata Mukti dalam keterangan resminya yang diterima apahabar.com, Sabtu (13/5).

Mukti menuturkan, menurut negara tujuannya, penurunan ekspor terjadi untuk tujuan China (- 242,8 ribu ton), Mesir & Timur Tengah (-129,4 ribu ton), Bangladesh (-50,5 ribu ton), India (-68,3 ribu ton), Belanda (- 54,9 ribu ton) serta Malaysia. Kenaikan ekspor terjadi untuk tujuan Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Rusia dan Pakistan.

Baca Juga: Airlangga Bantah Pemerintah Larang Ekspor Minyak Sawit ke Eropa

"Penurunan ekspor menyebabkan nilai ekspor turun dari US$ 2.687 juta pada bulan Februari menjadi US$ 2.259 juta pada bulan Maret, meskipun harga CPO CIF Rotterdam untuk bulan Maret adalah US$ 1.030/ton yang lebih tinggi dari harga bulan Februari sebesar US$ 997/ton (+3,2%)," ujar Mukti.

Berbeda dengan harga minyak sawit, harga minyak utama lain pada bulan Maret justru mengalami penurunan masing- masing sebesar -9,9% untuk minyak kedelai Ditch FOB ex mill, -9,4% untuk minyak biji bunga matahari FOB NW Europe dan -12,1% untuk minyak rapeseed Dutch FOB Ex mill.

"Konsumsi dalam negeri mengalami kenaikan menjadi 1.812 ribu ton dari 1.803 ribu ton pada bulan Februari. Konsumsi untuk industri pangan naik menjadi 911 ribu ton dari 802 ribu ton, untuk industri oleokimia naik menjadi 187 ribu ton dari 185 ribu ton, sedangkan untuk industri biodiesel turun menjadi 714 ribu ton dari 816 ribu ton di bulan sebelumnya," imbuhnya.

Dengan perubahan pada produksi, konsumsi dan ekspor tersebut, maka stok akhir bulan Maret naik menjadi 3.138 ribu ton dari 2.765 ribu ton pada bulan sebelumnya. Memperhatikan harga minyak nabati utama lain yang turun, maka sangat mungkin harga minyak sawit akan segera ikut tertarik turun.