Desmond Mahesa Tutup Usia

Wakil Ketua Komisi III: Desmond Politisi yang Berani dan Punya Warna Berbeda

Politisi Gerindra, Desmond Mahesa dikenal sebagai orang yang berani melontarkan kritik yang membangun bagi perbaikan negeri.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI menyebut pencegahan narkotika di Kaltim gagal. apahabar.com / Ahmad Riyadi

apahabar.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengenang Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J. Mahesa yang berpulang pada Sabtu dini hari tadi, sebagai sosok politisi yang memiliki warna berbeda.

Sahroni mengungkapkan sebagai politisi senior Desmond memiliki semangat untuk perubahan dengan terus menyerukan kritik yang membangun negeri.

"Pas saya masuk DPR RI ternyata pada saat berpolitik dia punya warna yang super beda dengan yang lain," kata Sahroni ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (24/6).

Baca Juga: Politikus Gerindra Desmond Mahesa Meninggal Dunia

Dia pun mengaku banyak belajar dari sosok mantan aktivis yang dikenalnya tegas dan sederhana itu.

"Saya banyak belajar juga dari beliau, orangnya keras tapi baik," ucapnya.

Sahroni menuturkan bahwa perkenalannya dengan Desmond telah terjalin sebelum dirinya duduk sebagai seorang legislator.

"Almarhum saya kenal dari zaman sebelum saya jadi anggota DPR RI, beliau orang yang humble dan baik," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa tutup usia pada Sabtu dini hari.

Baca Juga: Kabar Duka, Ketua KPU Kalsel Tutup Usia

Kabar dukacita itu dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman yang sama-sama duduk di Komisi III DPR.

"Benar," kata Habiburokhman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Berdasarkan informasi yang diterima, Desmond meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah meninggal dunia Desmond Mahesa di RS Mayapada Sabtu, 24 Juni 2023," tulis keterangan dalam informasi tersebut.

Diketahui, pria kelahiran Banjarmasin, 12 Desember 1965, itu dikenal sebagai seorang mantan aktivis 1998 dan berkiprah di lembaga bantuan hukum sebelum akhirnya menjadi politisi.