Hot Borneo

Waduh… Banyak Perusahaan Kelapa Sawit di Kalsel Abaikan Sertifikat ISPO

apahabar.com, BANJARMASIN – Ternyata cukup banyak perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Selatan yang abai dalam kepemilikan…

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, menyaksikan proses penyerahan sertifikat ISPO kepada salah satu perusahaan. Foto: apahabar.com/Syaiful Riki

apahabar.com, BANJARMASIN – Ternyata cukup banyak perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Selatan yang abai dalam kepemilikan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Fakta itu terungkap dalam penyerahan ISPO kepada tiga perusahaan sawit member Eshan Agro Sentosa (EAS) Group di Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Senin (21/3).

Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan, tercatat baru 31 perusahaan yang sudah mengantongi ISPO.

Padahal terdapat 89 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terbesar di berbagai kawasan di Bumi Lambung Mangkurat.

Sementara dari total 45 perusahaan yang menjadi anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalsel, sebagian besar sudah mengantongi ISPO.

“Tercatat sudah hampir 75 persen anggota Gapki memiliki sertifikat ISPO,” bangga Eddy S Binti, Ketua Cabang Gapki Kalsel.

ISPO sendiri adalah sistem usaha di bidang perkebunan kelapa sawit yang layak ekonomi, layak sosial dan ramah lingkungan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Sertifikat ISPO sangat diperlukan agar hasil produksi kelapa sawit bisa dengan mudah di ekspor ke berbagai negara.

“Kendati persyaratan mendapat sertifikat ini sulit, kami menargetkan seluruh anggota Gapki Kalsel sudah mengantongi ISPO hingga akhir 2022,” tegas Eddy.

Sementara penyerahan ISPO kepada tiga perusahaan sawit member EAS Group disaksikan langsung Gubernur H Sahbirin Noor.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kalsel juga mengharapkan perusahaan lain tidak mau kalah untuk mendapatkan ISPO.

“Bagaimanapun standar-standar ketentuan yang berlaku itu bisa menjamin kualitas hasil produk. Tentunya kualitas juga akan dirasakan masyarakat,” papar Sahbirin.

Member EAS Group yang menerima ISPO tersebut adalah PT Adisurya Cipta Lestari, PT Batulicin Agro Sentosa dan PT Kodeco Agro Jaya Mandiri.

“Selain penting untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit, ISPO merupakan bentuk komitmen mematuhi aturan yang berlaku,” sahut Bambang Aria Wisena, CEO EAS Group.

“Sekarang tinggal 4 anak perusahaan yang belum mengantongi ISPO. Kami menargetkan semuanya rampung hingga 2023,” tandasnya.

EAS Group sendiri mampu memproduksi biodiesel sekitar 303.000 kiloliter setiap tahun. Sementara jumlah tenaga kerja yang sudah terserah mencapai 11 ribu karyawan.