Viral Video Syur Pelajar di Banjar, Kadisdik Harap Warganet Bijak

Viral video syur sepasang pelajar di bawah umur. Diduga pemeran sejoli tersebut merupakan siswa di salah satu SMP di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Ilustrasi menonton video viral. Foto: bakabar.com/Hendra Lianor

bakabar.com, MARTAPURA - Viral di media sosial video syur sepasang pelajar di bawah umur. Diduga pemeran dalam video ini merupakan siswa salah satu SMP di Martapura, Banjar.

Dalam video berdurasi 3,40 detik, tampak mereka melakukan adegan yang seharusnya hanya dilakukan sepasang suami istri. Keduanya mengenakan seragam pramuka lengkap dan masih pakai kaus kaki.

Diyakini aksi tersebut tidak dilakukan di lingkungan sekolah, melainkan di dalam kamar dan beralaskan kasur.

Belakangan diketahui kejadian tersebut sudah lama. Masalah ini pun sudah diselesaikan bersama guru dan orang tua masing-masing siswa, meski mereka harus pindah ke sekolah lain.

"Kami berharap warganet bijak dalam berkomentar dan tidak perlu mencari-cari identitas yang dalam video. Ini demi menjaga kesehatan mental dan masa depan mereka," papar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjar, Liana Penny, Kamis (10/10).

"Sebelumnya sekolah memanggil orang tua mereka dan diselesaikan secara kekeluargaan. Kemudian orang tua mengambil langkah memindahkan anak tersebut demi menghindari bullying dan tetap mendapat pendidikan dengan baik," sambungnya.

Liana menegaskan bahwa pelajar merupakan tanggung jawab bersama sekolah, orang tua, dan masyarakat.

Bahkan sekolah juga sudah berupaya maksimal dalam pencegahan seperti sosialisasi cyber crime maupun kenakalan lain dengan narasumber dari kepolisian hingga instansi perlindungan anak.

Akan tetapi sekolah juga tidak dapat mengawasi para siswa ketika sudah berada di luar lingkungan sekolah, sehingga orang tua dan masyarakat yang bergantian mengambil peran.

"Keputusan yang diambil dalam musyawarah antara sekolah dan para orang tua itu sudah langkah terbaik," beber Liana Penny.

"Namun demikian, terdapat pihak yang menyebarkan video itu kembali. Kalau terus diekspos, kasihan orang tua dan anak-anak mereka. Saya berharap tidak perlu dicari-cari sekolah baru mereka untuk menghindari trauma. Dikhawatirkan mereka malah enggan sekolah lagi," pungkasnya.