Tak Berkategori

Viral Video Adegan Mesum, Diduga Direkam di RTH Barito Kuala

apahabar.com, MARABAHAN – Sedang beredar video adegan mesum dua sejoli yang diduga direkam di salah satu…

Tangkapan layar dari video mesum yang diduga direkam di RTH Marabahan. Foto: Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN - Sedang beredar video adegan mesum dua sejoli yang diduga direkam di salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Barito Kuala.

Dalam video berdurasi 7 detik tersebut, tampak seorang pria dan wanita yang berusia sekitar 25 tahun.

Wanita itu mengenakan hijab warna pink, serta baju dan hanya mengenakan celana dalam hitam yang sempat terbuka.

Sementara sang pria berdiri yang berdiri di belakang si wanita, mengenakan kaus warna putih dan sudah tidak mengenakan celana.

Diperkirakan video itu direkam teman pelaku tanpa mereka ketahui. Namun tak lama setelah ketahuan, si wanita buru-buru menutup wajah menggunakan hijab dan menarik celana dalam.

Ditimpali tawa seseorang, sang pria menyuruh si perekam menjauh dan berhenti mengambil video.

Berdasarkan ciri-ciri lokasi seperti warna pagar dan lingkungan sekitar yang gelap di malam hari, video itu santer disebut-sebut diambil di RTH Marabahan.

Terletak di kompleks perkantoran Pemkab Batola, taman tersebut memang kerap dijadikan tempat bersantai keluarga maupun pasangan sejoli.

Sementara Kasatpol PP Barito Kuala, Anjar Wijaya, melalui Kabid Ketertiban Umum, Aris Saputera, menjelaskan sudah memperoleh informasi tentang video tersebut.

“Memang banyak yang menduga video itu direkam beberapa hari yang lalu di salah satu RTH di Batola,” papar Aris, Selasa (31/8).

“Namun untuk memastikan kebenaran lokasi, Satpol PP sudah berkoordinasi dan melapor ke Polres Batola untuk proses penyidikan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Satpol PP sudah berusaha agar RTH tidak digunakan sebagai tempat aksi-aksi asusila maupun pelanggaran hukum lain.

"Dalam sepekan kami memiliki jadwal patroli harian di RTH maupun kompleks perkantoran. Memang ada saja muda-mudi yang kedapatan berduaan dan belum nikah di tempat sunyi," papar Aris.

"Mereka yang terjaring, kami bawa ke kantor untuk mendapat pembinaan. Mereka diperbolehkan pulang, kalau dijemput orang tua. Rata-rata mereka yang terjaring bukan warga Marabahan," imbuhnya.