Hot Borneo

Viral ‘Uang Gaib’ Amuntai, Polisi Beberkan Hasil Penyelidikan

apahabar.com, AMUNTAI – Polisi merampungkan penyelidikan kasus viralnya Masrawan. Pria 45 tahun asal Babirik, Hulu Sungai…

Kemunculan seorang pria dengan tumpukan uang rupiah menghebohkan jagat maya. Foto: Tangkapan layar/Twitter

apahabar.com, AMUNTAI – Polisi merampungkan penyelidikan kasus viralnya Masrawan. Pria 45 tahun asal Babirik, Hulu Sungai Utara (HSU) itu mendadak kesohor setelah tampil dengan segunung uang.

Penyelidikan digeber kepolisian sejak kemunculan Masrawan dalam video berdurasi 33 detik, Jumat 6 Mei lalu.

Dalam penyelidikan, polisi mewawancarai beragam warga mengenai asal muasal tumpukan uang di depan Masrawan.

Untuk diketahui, meski berdomisili di Babirik, Masrawan kerap berpindah-pindah tinggal. Ia tak memiliki pekerjaan tetap.

Hasilnya penyelidikan, polisi tidak menemukan adanya kerugian warga, begitu pula dengan uang yang ada dalam video itu masih belum diketahui datang dan hilangnya.

“Dari keterangan sejumlah warga yang menyaksikan tumpukan uang tersebut mereka mengatakan kalau uang itu memang datang secara tiba-tiba dan hilang juga secara gaib,” kata Kapolres HSU, AKBP Afri Darmawan melalui Kapolsek Babirik AKP Danu Sura, Senin siang (9/5).

Semenjak Polsek Babirik mendapati informasi video viral tersebut, anggota Danu kerap langsung mendatangi kediaman Masrawan.

Namun yang pertama Masrawan berhalangan diwawancarai karena dalam keadaan kesurupan atau di bawah sadar.

“Keesokan harinya kami kembali mendatangi kediaman Masrawan, untuk meminta klarifikasi terkait kejadian awal dan mengorek keterangan asal muasal dan di mana tumpukan uang tersebut,” bebernya.

Selain Masrawan, sejumlah warga yang melihat tumpukan uang tersebutjuga diminta klarifikasinya.

Semuanya kompak mengatakan kalau kejadian itu benar adanya, meski mengenaiasal muasal uang mereka tidak mengetahui. Begitu pula dengan hilangnya lagi uang tersebut.

“Warga juga mengatakan kejadian ini memang gaib, percaya atau tidak silakan kata mereka,” sambungnya.

Danu bilang video tumpukan uang yang viral di jagat maya itu rupanya diambil anak Masrawan pada 17 Ramadan lalu.

Saat itu Masrawan sedang melakukan zikir dan secara ajaib tiba-tibatumpukan uang sudah berada di depannya.

Setelah sadar Masrawan memanggil anaknya untuk mengambil video dirinya bersama tumpukan uang tersebut. Kemudian Masrawan memanggil warga lainnya.

"Keberadaan uang tersebut sekitar pukul 10-11 Wita hingga akhirnya uangnya hilang lagi,” jelas Danu.

Masrawan sendiri telah membuat pernyataan kalau video tersebut memang benar, sementara dirinya tidak tahu asal muasal uang dan hilangnya ke mana.

Saat ini, Masrawan meminta warga agar tidak lagi datang ke rumahnya karena apa yang ia alami berada di luar kesadarannya.

Karenanya kata Danu, saat ini penyelidikan resmi dihentikan.

“Sementara penyelidikan terkait hal itu kami hentikan berdasar sejumlah keterangan warga, selain itu sampai saat ini tidak ada warga yang merasa dirugikan,” ucapnya.

Meski demikian, bila ada laporan warga yang dirugikan atau ada temuan baru pihaknya siap membuka kembali penyelidikan.

Jangan Terpedaya

Video seorang pria melakukan ritual doa hingga mengubah tumpukan daun menjadi uang viral di media sosial.

Video yang katanya diambil di Babirik, Amuntai, Hulu Sungai Utara (HSU) itu pertama kali diunggah oleh akun Twitter @cerita0511.

Dalam video amatir itu, si pria berbaju biru terdengar mengarahkan seorang wanita untuk mengambil gambar setiap sudut ruangan penuh uang.

"Jangan miring-miring ngambil gambarnya," ujar si pria yang belakangan diketahui adalah Awan sapaan Masrawan.

Fenomena tersebut lantas menarik perhatian sejumlah pihak. Salah satunya Antropolog Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Nasrullah.

Inas, sapaan akrabnya, berharap agar masyarakat bisa bijak dalam menanggapi fenomena ini.

“Jangan mudah terhasut. Karena ini tidak sekali terjadi,” katanya kepada apahabar.com.

Meski begitu, Inas tak mau cepat menjustifikasi. “Soal apakah itu penipuan atau tidak, biar polisi yang menyimpulkan,” ucapnya.

Dia hanya menekankan jika nantinya fenomena tersebut makin terdengar ke khalayak ramai, masyarakat tidak terpengaruh. Apalagi sampai rela memberikan uangnya untuk dilipat-gandakan di tempat tersebut.

Karena, Inas melihat, jika pola fenomena seperti ini seperti romansa yang terulang. Sebut saja fenomena Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang sempat viral di Pulau Jawa beberapa tahun silam.

Pertama, kata Inas, para pelaku akan melakukan modus seakan-akan bisa menyihir daun menjadi uang. Caranya, mereka akan merekrut “jemaah” dari kalangan keluarga dekat.

“Itu ada persekongkolan antara yang bersangkutan dengan orang-orang kepercayaan,” ujarnya.

Mereka bersekongkol seperti bisa mengubah daun menjadi uang, kemudian mengumbar-umbar ke khalayak ramai.

Dengan cara seperti ini, biasanya masyarakat yang awam ilmu dan ingin cepat kaya, tidak akan menggunakan rasionalitas dalam berpikir. Di sini lah para pelaku akan mengambil keuntungan.

Jika sudah banyak yang tertipu, lanjut Inas, para pelaku akan mencari-cari alasan. “Untuk memperlambat uang jemaah kembali. Biasanya mereka beralasan syarat ritual yang tidak terpenuhi,” jelasnya.

Maka dari itu, Inas mengajak masyarakat lebih berhati-hati dengan pola fenomena seperti ini.

Inas turut mengajak masyarakat berpikir logis. Dia mengambil perumpamaan, uang itu merupakan barang yang dicetak oleh bank sentral. Setiap lembar uang, sudah pasti punya nomor seri. Jika daun dalam video itu merupakan uang asli yang dicetak bank sentral, artinya orang tersebut mengambil di penyimpanan bank sentral atau milik masyarakat lain. Kalau seperti itu, maka praktis bank sentral atau masyarakat lain akan kehilangan uang.

“Nah lalu uang tersebut dari mana? Dari sini kan kita sudah bisa berpikir dengan logika, jika itu hanya akal-akalan,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum MUI Kalsel, Nasrullah menambahkan jika hal semacam ini dalam agama diharamkan.

Dalam hidup, manusia pada prinsipnya diminta untuk berusahan dengan cara-cara yang logis.

Dia lantas meminta agar aparat penegak hukum cepat bergerak menyelidiki kasus ini.

“Supaya masyarakat tidak diresahkan. Selain itu agar menekan potensi terkontaminasinya masyarakat dengan hal ini, sebab fenomena ini bisa melunturkan keimanan dan merusak akidah,” katanya.

Terpisah, Wakil Bupati HSU, Husairi Abdi meminta warganya agar tidak terperdaya dengan hal-hal yang berbau takhayul seperti demikian.

“Karena dalam hidup, kita itu utamanya disuruh untuk berusaha dengan cara yang halal jika mau sesuatu. Jangan menghalalkan jalan pintas,” ujarnya.

“Apalagi jika hal itu ada unsur sihir, tentu itu bukan hal yang dibenarkan, apalagi di dalam Islam,” tandasnya.