Viral Soal Piting

Viral Piting Warga Rempang, Panglima TNI Bandingkan Permainan Bocil

Panglima TNI mengaku soal 'Piting' warga Rempang menjadi salah pengertian di masyarakat. 

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan dirinya mohon maaf mengenai soal “Piting” warga Rempang dan mengatakan mungkin masyarakat salah menilai arti dari perkataannya. Foto : Apahabar.com (Andrew Tito)

apahabar.com, BATAM - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan pernyataannya sempat viral. Dia mengaku soal 'Piting' warga Rempang menjadi salah pengertian di masyarakat. 

Yudo meminta maaf soal kegaduhannya di konflik Rempang Batam.

Permintaan maaf tersebut diungkapkan oleh Yudo saat pemimpin latihan bersama dengan para satuan tentara 11 negara Asena yang dilaksanakan di Dermaga Batu Ampar Batam, Selasa (19/9).

“Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai salah dipiting, itu saya gak tahu karena bahasa saya itu orang deso yang biasa mungkin melaksanakan dulu waktu kecil kan sering piting-pitingan dengan teman saya tuh, saya pikir dipiting lebih aman karena memang kita tak punya alat. “ ujar Yudo kepada wartawan.

Baca Juga: KontraS Ingatkan DPR dan Panglima TNI Benahi Internal Militer

Yudo menegaskan dalam kericuhan unjuk rasa warga di Rempang, dirinya sama sekali tidak mengerahkan pasukan.

Pihaknya menjelaskan anggota TNI yang ada di lokasi saat itu adalah anggota dari wilayah tersebut yang bertugas melakukan keamanan wilayah.

“Saya kan gak kerahkan pasukan. Pasukan TNI kan gak ada, syaa kan gak kerahkan pasukan, pasukan yang ada itukan pasukan di wilayah, itu punyanya ada korem, ada pangarmada, ada lantamal ada kodim dan sebagainya, Jadi gak ada saya kerahkan pasukan,” ujarnya.

Yudo menambahkan bilang mana anggota TNI ditugaskan untuk menjaga kedamaian dalam mengeri yang hadapkan dengan rakyat, TNI dipastikan tidak mengggunajan alat ataupun senjata.

Baca Juga: TNI: Ada Kabar Bahagia Soal Pembebasan Pilot Susi Air

“TNI tidak dilibatkan untuk tadi memakai alat seperti yang zaman dulu, tidak ada, sehingga karena kemarin itu saya menjawab pertanyaannya dari Pamdam, tidak ada saya mengerahkan pasukan, karena tidak ada permintaan untuk pengerahan pasukan sebanyak itu. “ ujarnya.

Yudo menambahkan bahwa dalam penanganan kericuhan yang ada di tanah Rempang juga tidak ada operasi non militer.

“Tidak ada. Di sini yang ada adalah pasukan yang diminta kodim, ada korem, jadi tidak ada perintah pengerahan pasukan. Bahkan awal sebelum terjadinya itu saya sudah kirim DanPusPom TNI ke sini (Batam), untuk jangan sampai TNI terlibat, jangan sampai TNI terlibat, sehingga sy kirim, baru kemarin dia pulang, sehingga kita kerahkan puspom TNI untuk mengawasi itu,” ujarnya.

Baca Juga: Panglima TNI Berkomitmen Objektif Usut Korupsi Kabasarnas!

Yudo mengimbau untuk warga Rempang yang saat ini juga masih bersitegang dan ada indikasi kericuhan susulan, untuk tetap menjaga situasi kondusif.

“Dan sekarang sudah kita rasakan semuanya mari kita jaga kondisiftas, saya yakin masyarakat juga pengin bermasyarakat dengan aman dan nyaman,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono menjelaskan pernyataan Panglima TNI tersebut.

"Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan, baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri," ujar Kapuspen TNI.