Viral Pengusiran Warga di Harjad Banjarmasin, Wali Kota Yamin Akui Salah dan Minta Maaf

Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin akhirnya buka suara dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin HR dan Ananda resmi dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Humas

bakabar.com, BANJARMASIN – Perayaan puncak Hari Jadi (Harjad) Kota Banjarmasin ke-499 justru meninggalkan catatan pahit.

Alih-alih menjadi pesta rakyat, acara tersebut menuai kritik tajam setelah beredar video warga yang diusir dari area kursi penonton.

Video yang viral di media sosial itu menunjukkan area Halaman Balai Kota Banjarmasin, tempat digelarnya acara pada 30 September 2025, dipenuhi kursi-kursi VIP.

Sementara warga yang datang untuk menonton justru dihalangi bahkan diminta menjauh. Banyak yang kecewa dan memilih pulang.

Situasi ini memicu kemarahan publik. Banyak warganet menilai perayaan Harjad kali ini kehilangan ruh kebersamaan dan jauh dari semangat yang selama ini dijunjung.

Tak sedikit pula yang membandingkan dengan era Wali Kota sebelumnya, Ibnu Sina, di mana perayaan disebut lebih terbuka dan meriah untuk masyarakat umum.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin akhirnya buka suara dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.

“Saya tidak mengira akan seperti ini, tapi saya pribadi mengakui salah dan memohon maaf untuk kekeliruan yang ada," ujar Yamin.

Yamin mengakui bahwa konsep panggung dan penataan acara puncak sepenuhnya merupakan tanggung jawab pihaknya. Ia tak menampik bahwa perencanaan yang kurang matang membuat masyarakat justru tersisih dari perayaan kota sendiri.

“Ya seharusnya tidak perlu ditegur karena yang kita harapkan perayaan Harjad ini bisa dinikmati seluruh masyarakat bersama-sama dengan pejabat juga,” tutur Yamin dengan nada menyesal.

Pernyataan itu sekaligus menjadi pengakuan bahwa aparat di lapangan bertindak berlebihan terhadap warga yang hanya ingin menonton lebih dekat.

Kendati sudah meminta maaf, publik menilai peristiwa ini menunjukkan lemahnya koordinasi dan kurangnya empati dalam pelaksanaan acara publik berskala besar.

Sebagian kalangan menilai Pemkot Banjarmasin gagal membaca esensi perayaan Harjad sebagai momentum kebersamaan antara pemerintah dan rakyat.

Yamin pun menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan refleksi besar bagi pemerintah kota.

“Ini jadi catatan dan evaluasi besar kami,” ujarnya singkat.

Ke depan, ia berjanji rangkaian kegiatan Harjad tidak lagi terpusat di Balai Kota, melainkan akan disebar ke seluruh 52 kelurahan agar masyarakat di setiap penjuru kota bisa ikut merasakan semarak hari jadi.

“Sebenarnya Harjad kali ini rangkaiannya sudah kita gelar di berbagai tempat. Namun memang tidak menyeluruh dan terpusat di Balai Kota. Jadi ke depan akan kita sebar biar perayaan dirasakan semua warga kota,” tutupnya.

Namun begitu, permintaan maaf Wali Kota belum sepenuhnya meredam kekecewaan warga. Banyak yang berharap evaluasi kali ini tidak berhenti di ucapan, tetapi diwujudkan dalam perubahan nyata — agar Harjad Kota Banjarmasin benar-benar kembali menjadi milik rakyat, bukan hanya tamu VIP.