Grebeg Syawal Yogyakarta

Vakum 3 Tahun, Keraton Jogja Kembali Gelar Grebeg Syawal, Ini Filosofinya

Kraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal saat Idul Fitri setelah 3 tahun vakum akibat pandemi.

Gunungan syawal di Kraton Jogja, Sabtu (22/4) (apahabar.com/arimbihp)

apahabar.com, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal saat Idul Fitri setelah 3 tahun vakum akibat pandemi.

"Grebeg Syawal merupakan tradisi yang dilakukan sebagai wujud syukur 'ngarso dalem' atas berakhirnya bulan Ramadan," kata Wakil Penghageng KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rinta Iswara saat dikonfirmasi apahabar.com, Sabtu (22/4).

Sosok yang akrab disapa Kanjeng Rinto menuturkan, tradisi tersebut berasal dari dua kata yakni Grebeg yang artinya berjalan bersama di belakang Ngarsa Dalem atau pemimpin.

"Sedangkan syawal adalah bulan pada masa Idul Fitri," ujarnya.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Tumplak Wajik, Prosesi Jelang Idul Fitri di Kraton Yogyakarta

Lebih lanjut, Kanjeng Rinto menuturkan, dalam Grebeg Syawal, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tak hanya diikuti para abdi dalem, namun melibatkan masyarakat sekitar.

"Upacara dimulai dengan perarakan gunungan yang dibuat dari berbagai bahan, seperti nasi, bunga, sayur, buah, kain, dan berbagai barang lainnya," tuturya.

Menurut dia, ada 5 gunungan yang melambangkan berkat dan hasil panen yang dipersembahkan kepada Sultan dan masyarakat.

"Namanya Gunungan Utama, Gunungan Banteng, Gunungan Jaran Kepang, Gunungan Bregodo, dan Gunungan Barong," jelasnya.

Baca Juga: PHRI: Lebaran Membawa Berkah Bagi Industri Hotel Yogyakarta

Kanjeng Rinto menjelaskan ada hal unik dari tradisi ini karena tiap-tiap gunungan memiliki simbol dan filosofi yang berbeda.

“Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai dengan urutan tadi,” kata Kanjeng Rinto.

Selama perarakan gunungan, masyarakat di sekitar Keraton berbondong-bondong untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam acara tersebut.

Selain sebagai wujud syukur, acara ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antara masyarakat dan Keraton.