PANEN RAYA

USU Apresiasi Panen Raya Padi dan Imbauan Percepat Musim Tanam

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Tavi Supriana mengapresiasi panen raya padi 1 juta hektare oleh Kementerian Pertanian.

Presiden Joko Widodo didampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono memantau panen raya padi di areal persawahan Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Tavi Supriana mengapresiasi panen raya padi 1 juta hektare oleh Kementerian Pertanian. Panen raya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beras nasional.

"Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara memberikan apresiasi kepada Menteri Pertanian RI atas terlaksananya berbagai program untuk meningkatkan produksi padi nasional," kata Tavi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (12/3).

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Tavi Supriana periode 2021-2026. Foto: sentralberita.com

Tavi berharap panen padi yang sedang berlangsung dapat mencukupi kebutuhan masyarakat dan memiliki sifat yang berkelanjutan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan beras nasional. Bahkan jika jumlahnya melimpah, tidak tertutup kemungkinan untuk ekspor.

"Panen padi yang mencukupi dapat terlaksana berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan beras nasional, bahkan bisa diekspor," ujarnya.

Selain memberikan apresiasi atas terlaksananya panen raya di 30 provinsi melibatkan 131 kabupaten/kota yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua, Tavi juga menegaskan institusinya mendukung penuh segala bentuk program pemerintah demi terwujudnya ketahanan dan kecukupan pangan masyarakat.

Baca Juga: Panen Raya, Presiden Minta Bulog Serap Gabah Petani Sebanyak-Banyaknya

"Kami mendukung penuh segala bentuk program demi ketahanan dan kecukupan pangan di kemudian hari," jelas Tavi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi di Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (8/2). Foto: ANTARA

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan luas panen padi pada Februari 2023 mencapai 1,4 juta hektar. Kemudian, puncak panen berlangsung pada Maret-April 2023. Data itu dia ambil berdasarkan prognosa atau perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Luas panen padi Maret 2023 secara nasional seluas 1,70 juta hektare, tersebar dari Aceh hingga Papua," kata Mentan Syahrul.

Adapun produksi padi nasional tahun 2022 tercatat sebesar 54,75 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah tersebut naik sebanyak 333,68 ribu ton atau 0,61 persen dibandingkan produksi 2021 sebesar 54,42 juta ton GKG.

Kenaikan juga terjadi pada luas panen. Pada 2022 luas panen padi mencapai sekitar 10,45 juta hektare, naik sebesar 40,87 ribu hektare atau 0,39 persen dibandingkan luas panen 2021 sebesar 10,41 juta hektare.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Sentra Penggilingan Padi Modern Milik Bulog di Sragen

Produksi padi Sumut

Produksi Padi di Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota (Ton-GKG), Januari−April 2022 dan Januari−April 2023. Sumber: BPS

Pada Januari 2023, produksi padi di Sumatera Utara sebagaimana Survei Kerangka Sampel Area (KSA) BPS diperkirakan sebesar 0,13 juta ton gabah kering giling (GKG), dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2023 mencapai 0,76 juta ton GKG.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 0,89 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan 0,05 juta ton GKG (6,06 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 0,84 juta ton GKG.

Peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2022 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Labuhan Batu.

Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan produksi padi yang cukup besar, misalnya Kabupaten Simalungun, Kabupaten Nias Selatan, dan Kabupaten Langkat.

Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Simalungun.

Baca Juga: Musim Panen Raya, Harga Padi di Jember Anjlok

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Tanjung Balai, Kabupaten Labuhan Batu Selatan dan Kota Tebing Tinggi.

Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2023, BPS mencatat beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2023 adalah Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Tapanuli Utara.

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kota Tanjung Balai, dan Kota Tebing Tinggi.

Potensi kenaikan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari–April 2023 dibandingkan Subround yang sama pada 2022 terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Toba.

Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada Subround Januari–April 2023 yang cukup besar terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Simalungun.

Baca Juga: Antisipasi Kekeringan, Presiden Jokowi Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Percepat musim tanam

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan sejumlah petani saat meninjau panen raya padi dalam kunjungan kerjanya di Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3). Foto: ANTARA

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyatakan siap merealisasikan perintah Presiden Jokowi untuk mempercepat penanaman padi setelah panen raya dengan bersinergi bersama para kepala daerah.

Dari total lahan sawah 7,4 juta hektare, ditargetkan dilakukan percepatan tanam hingga seluas sampai 10 juta hektare.

"Lahan sawah kita sebenarnya 7,4 juta hektare, tapi luas tanam bisa lebih dari itu, dengan dilakukan percepatan tanam. Untuk lahan yang sudah panen jangan dikasih jeda terlalu lama karena air masih ada. Kami bersama Gubernur dan Bupati akan serempak melakukan langkah itu," kata Mentan YSL Sabtu (11/3).

Menurut dia, panen raya padi yang dihadiri Presiden Jokowi di Kabupaten Ngawi pada Sabtu (11/3) telah memberikan simbol panen bersama 1 juta hektare, walaupun data secara keseluruhan menunjukkan pada bulan Februari ini lahan yang panen mencapai seluas 1,20 juta hektare dengan perkiraan produksi 6,39 juta ton gabah kering giling (GKG), setara beras 3,68 juta ton.

Selanjutnya Maret seluas 1,70 juta hektare dengan produksi 9,14 juta ton GKG setara beras 5,26 juta ton, dan bulan April 1,15 juta hektare dengan produksi 6,09 juta ton GKG atau setara beras 3,51 juta ton.

Baca Juga: Mentan Pastikan Panen Raya Cukupi Kebutuhan Bulan Ramadhan

"Sehingga, kita berharap panen yang lebih cepat ini kita maksimalkan dan serentak dilakukan, karena kita menghadapi cuaca kemarau panjang. Walaupun ternyata saat panen ini, hujan masih ada sehingga anomali cuaca ini harus kita perhitungkan," katanya.

Lebih lanjut Mentan mengimbau untuk memperbanyak penggunaan dryer, power thresher saat panen, termasuk penggunaan mesin combine karena harga gabah lebih tinggi dibanding menggunakan sabit.