Usai HST-Tanbu, Petani Gunung Raja Tala Sukses Panen Perdana Jagung Hibrida Sakti

Petani Desa Gunung Raja, Tambang Ulang, Tanah Laut (Tala) sukses menggelar panen perdana jagung jenis Hibrida Sakti.

Ketua DPRD Kalsel M Syaripuddin, Ketua Komisi II DPRD Kalsel Imam Suprastowo bersama Kelompok Tani Jagung Sinar Harapan Desa Gunung Raja sukses melakukan panen perdana jagung Hibrida Sakti. Foto-apahabar/Candra

apahabar.com, PELAIHARI - Petani Desa Gunung Raja, Tambang Ulang, Tanah Laut (Tala) sukses menggelar panen perdana jagung jenis Hibrida Sakti atau JAB69-01 SAKTI, Selasa (13/12).

Jagung jenis ini memiliki kualitas bukan kaleng-kaleng. Pasalnya, Hibrida Sakti memiliki biji dan batang yang kuat sehingga tidak roboh ketika musim hujan serta angin kencang. 

Bahkan, fakta tersebut diamini oleh salah seorang petani setempat.

"Hasilnya cukup baik, biji jagung padat dan berisi," ucap Ketua Kelompok Tani Jagung Sinar Harapan, H Ahmad. 

Menurutnya, bibit jagung Hibrida Sakti ini baru pertama kali dikembangkan di Tala.

"Uji coba pertama kami tanam bibit JAB69-01 Sakti 20 kilogram, dengan luas tanam 1 hektare," katanya.

Agar tidak sekadar cerita, ia pun mengundang para petani jagung untuk melihat langsung hasil dari bibit Hibrida Sakti. 

"Para petani jagung juga kami undang untuk melihat hasil jagung Hibrida Sakti," ujarnya.

Panen kali ini, ungkap dia, sedikit terlambat lantaran harga jagung khusus pakan mengalami penurunan, yakni Rp2,5 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp3,5 per kilogram.

"Mestinya kami panen di bawah 100 hari, namun karena harga rendah akhirnya terlambat," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur PT 69 Benih, Reza Irawan menuturkan, hadirnya bibit jagung Hibrida Sakti dapat menjadi solusi petani di Kalsel.

Sebab, ini adalah produk anak negeri yang membantu petani mendapatkan hasil maksimal. Apalagi Kalsel khususnya Tala merupakan penghasil jagung nasional.

"Hadirnya bibit Hibrida Sakti bisa menjadi solusi lebih baik untuk petani," tuturnya.

Ia menyebutkan, keunggulan bibit Hibrida Sakti yakni bisa menghasilkan 8 ton jagung dengan luas lahan 1 hekatare. 

"Dengan bibit jagung ini bisa berlimpah. Semoga bibit jagung Hibrida Sakti bisa membantu petani dari segi hasil," harapnya.

Adapun, Wakil Ketua DPRD Kalsel, M Syaripuddin menilai, kebutuhan jagung Kalsel cukup besar.

Karenanya, seluruh komponen seperti Pemprov, Pemkab, dan petani harus saling bersinergi. Terutama pemerintah dalam memberikan suntikan dana kepada petani jagung. 

Terlebih, saat ini anggaran di Dinas Pertanian dan Hortikultura sudah dikembalikan seperti semula.

Ia berharap PT 69 Benih terus melakukan riset agar bibit jagung Hibrida Sakti bisa dijangkau masyarakat luas. Jadi ada harga bibit di atas dan menengah sesuai kearifan lokal.

"Jadi ada harga grade-nya juga, sebab petani ini ada kelompok menengah dan ada skala perusahaan yang cukup besar. Jadi harus ada harga yang bisa dijangkau," tutupnya.