News

Usai Gaduh Soal “Wayang Khalid Basalamah”, Dalang Warseno Sebut Totalitas Pemanggungan

apahabar.com, JAKARTA – Ki Warseno Slenk, pemrakarsa pentas wayang di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah…

Ilustrasi. Foto-Net.

apahabar.com, JAKARTA – Ki Warseno Slenk, pemrakarsa pentas wayang di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah akhirnya meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan terkait pertunjukan wayang menghajar ‘wayang berpeci’ diduga mirip Ustaz Khalid Basalamah.

Ki Warseno mengatakan bahwa selaku pelaku seni tradisi Jawa, dia masih berpegang teguh pada ajaran-ajaran dan petuah para leluhur untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan dengan Tuhan, alam dan sesama manusia.

Dia lalu mengutip petuah memayu hayuning bawana yakni selalu turut serta menjaga kedamaian semesta raya dan hamemangun karyenak tyasing sasama yang artinya selalu senantiasa berusaha tidak pernah menyakiti hati sesama.

“Dalam bingkai selalu menjaga prinsip petuah luhur tersebut, saya secara pribadi dari lubuk hati paling dalam meminta maaf jika ada pihak-pihak yang merasa kurang nyaman setelah melihat pementasan kami di Ponpes Gus Miftah pada Jumat malam yang lalu,” kata Ki Warseno Slenk seperti dilansir detikcom, Rabu (23/2).

Namun demikian, Ki Warseno menegaskan seluruh ekspresi seni dalam pementasan tersebut sepenuhnya adalah totalitas pemanggungan wayang kulit sesuai kaidah-kaidah yang telah diatur secara baku dalam pakem (kaidah) pewayangan.

Dia menyebut dalam pakem pewayangan karakter tokoh Baladewa yang temperamental selalu digambarkan seperti dalam pementasan Jumat malam itu jika sedang berperang. Dimainkan oleh dalang siapapun, kesepakatan dalam tradisi pakem selalu seperti itu.

Warseno juga mengatakan sepanjang pertunjukan lebih dari 4 jam itu tidak ada ucapan dalang yang menyebut nama siapapun. Karena itu sebenarnya tidak ada yang perlu merasa didiskreditkan atau dilecehkan dalam pementasan tersebut.

“Penilaian pementasan seni itu otoritas pemirsa. Pelaku seni hanya menampilkan cerita penuh pesan moral yang dipersilakan untuk ditafsirkan seutuhnya dan selanjutnya dipetik hikmahnya oleh penikmatnya,” katanya.

“Sebagai dalang, saya tidak bisa menyamakan persepsi masing-masing pemirsa atas sebuah peristiwa pertunjukan. Tafsir-tasfir pertunjukan itu bisa berbeda-beda tergantung pemahaman dan referensi masing-masing orang,” lanjut adik kandung dalang kenamaan Ki Anom Suroto tersebut.

Sebelumnya, penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah juga sudah meminta maaf atas kegaduhan terkait pertunjukan wayang yang digelar di pesantrennya beberapa waktu lalu.

“Ok fine. Saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi, bukan karena nanggap wayangnya!” kata Gus Miftah dalam akun Instagram miliknya @gusmiftah dikutip Rabu (23/2). CNNIndonesia.com sudah diperbolehkan untuk mengutip pernyataannya tersebut.

Sebelumnya, pertunjukan Miftah dinilai penuh sindiran yang diduga ditujukan untuk Ustaz Khalid Basalamah. Ustaz Khalid sebelumnya sempat mempermasalahkan soal keharaman wayang.

Dalam pagelaran wayang yang didalangi Warseno Hardjodarsono alias Ki Warseno Slank itu, tokoh yang menyerupai Basalamah berkali-kali digebuk oleh lakon wayang lain. Adegan itu belakangan menuai kecaman dari warganet.

Miftah mengklaim bahwa adegan itu sepenuhnya merupakan hak Ki Warseno selaku dalang. Sedangkan, dirinya bertanggung jawab pada pelaksanaan gelaran wayang dan sajak yang dibacakan usai gelaran tersebut.