Usai Evaluasi, ESDM Buka-Bukaan soal Tarif Pertalite di Bulan Maret

Pemerintah tengah mengevaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis RON atau Pertalite.

Ilustrasi. Foto-Net

apahabar.com, JAKARTA - Pemerintah tengah mengevaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis RON atau Pertalite. Menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan evaluasi dilakukan seiring harga minyak mentah dunia saat ini berada di bawah level US$ 100 per barel. 

"Kalau soal harga BBM pertalite untuk bulan depan masih dievaluasi ya," kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (24/2).

Sebagaimana diketahui, pemerintah pada tahun lalu sempat menaikkan harga BBM Pertalite dari yang sebelumnya Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter seiring dengan harga minyak mentah dunia yang naik di atas level US$ 100 per barel.

Menurut Menteri Arifin, harga keekonomian BBM Pertalite saat ini yang mencapai Rp10.000 per liter itu masih di bawah ke ekonomian.

"Nanti tanya saja Menteri Perekonomian (Airlangga Hartarto), kalau belum turun harganya berarti belum ekonomis," lanjut Menteri Arifin.

Sebelumnya, harga minyak mentah dunia turun US$ 2 per barel ke level terendah selama dua minggu pada Rabu (22/2) kemarin. Investor pun khawatir karena data baru-baru ini akan mendorong kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent menetap di US$ 2,45 atau turun 3% menjadi US$ 80,60 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 2,41 atau 3% menjadi US$ 74,05 per barel.

Sebagai informasi, indeks dolar AS naik untuk sesi kedua berturut-turut. Hal itu membuat minyak berdenominasi greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Persediaan minyak AS telah naik setiap minggu sejak pertengahan Desember 2022 dan menurut jajak pendapat yang dilakukan Reuters persediaan minyak naik 2,1 juta barel.