Bisnis Smelter

Usai Bauksit dan Tembaga, Indonesia Siap-Siap Larang Ekspor Timah

Pemerintah berencana menyetop ekspor timah seiring dengan dibangunnya smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah.

Konferensi pers Ditjen Minerba di kantor Ditjen Minerba. (Foto: apahabar.com/Leni)

apahabar.com, JAKARTA - Selain Bauksit dan Tembaga, pemerintah berencana menyetop ekspor timah seiring dengan dibangunnya smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah.

Indonesia merupakan penghasil timah terbesar kedua di dunia setelah Cina. Hanya saja, ketika Cina telah melakukan hilirisasi timah sebesar 70 persen, Indonesia baru mencapai 5 persen.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin membenarkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan pelarangan ekspor logam timah jenis tin ingot.

"Ini sangat sistematis, kami melibatkan beberapa stakeholder. Diantaranya Kadin," kata Ridwan dalam Konfrensi Pers, Selasa (31/1).

Baca Juga: Bahlil Tantang Investor Asing Terlibat di Proyek Hilirisasi Indonesia

Saat ini muncul diskusi tentang dampak dari pelarangan tersebut, apakah akan dilarang seluruhnya atau secara berharap. Jika dilarang secara total, seperti apa kesiapan industri hilirisasi kita.

"Timah kalo kita larang gimana, cara kendala negatifnya apakah misalnya kita mau larang seluruhnya atau kita bertahap siapkan industri hilirnya. Sudah kita laporkan ke pimpinan, sudah kami antisipasi," jelasnya.

Namun, ketika ditanya kapan tepatnya pelarangan itu mulai diberlakukan, Ridwan belum bisa memastikannya. Hanya saja, pihaknya sedang memperhitungkan secara matang segala sesuatu, termasuk soal pengembangan hilirisasi timah.

Ridwan menambahkan, sebelum melakukan pelarangan ekspor timah, Kementerian ESDM tengah memperhitungkan berbagai aspek termasuk soal investasi dan produk hilirisasi timah.

Baca Juga: KADIN: Kebijakan Hilirisasi Bauksit Jangan Cuma Bangun Smelter

"Ada dan strategi umumnya, kita jangan bisa membuat saja tapi juga harus bisa menjual. Kita harus rangkul pemain global, timah ini perlu sedikit-sedikit tapi produk akhirnya banyak kita harus kerja sama dengan pelaku global," jelas Ridwan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menyetop ekspor timah seiring dengan dibangunnya smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah.

"Hari ini saya melihat smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam rangka hilirisasi timah. Nikel sudah, timah, bauksit," kata Jokowi, Kamis (20/10/2022).

Kendati demikian, Jokowi masih memperhitungkan secara detail dampak dari rencana larangan ekspor timah tersebut.

Baca Juga: Ramai Hilirisasi Nikel, Menteri Investasi: Libatkan UMKM Daerah

"Perlu kita hitung semuanya sehingga nanti berjalan dengan baik, tidak ada yang dirugikan. Tetapi bahwa sekali lagi hilirisasi bahan-bahan tambang itu memang harus kita hentikan," terang presiden.

Selanjutnya Jokowi menegaskan sudah saatnya kita bergerak bersama untuk melakukan peningkatan nilai tambah dan tidak terjebak pada pemahaman sempit, yakni ekspor bahan mentah.

"Dan semuanya masuk ke industrial downstreaming, semuanya masuk ke hilirisasi karena nilai tambahnya ada di situ, added value-nya ada di situ," tegasnya.