Rusuh Di Wamena

Update Korban Rusuh di Wamena: 10 Warga Sinakma, 2 Asal Medan

Sebanyak 12 orang menjadi korban dalam bentrokan di Sinakma, Wamena, Jaya Wijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2) lalu. 

Insiden kerusuhan di Wamena beberapa waktu lalu. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN - Sebanyak 12 orang menjadi korban dalam bentrokan di Sinakma, Wamena, Jaya Wijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2) lalu. 

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny mengatakan, korban meninggal dunia itu terdiri dari 10 warga Sinakma, dan 2 warga pendatang asal Medan, Sumatera Utara (Sumut).

“Sebanyak 2 korban dari masyarakat pendatang, sudah diterbangkan ke Jayapura, untuk dipulangkan ke Medan, Sumatera Utara. Dan 10 korban meninggal dunia warga asli Sinakma, telah dimakamkan, Sabtu (25/2) kemarin,” ucap Benny dilansir Republika, Senin (27/2).

Kombes Benny memastikan, saat ini situasi dan keamanan di Wamena sudah kondusif.

“Informasi dari Polres Jayawijaya bahwa situasi di Kota Wamena aman terkendali,” kata Benny.

Selanjutnya, kata dia, proses hukum atas bentrokan maut tersebut dalam penyelidikan di kepolisian.

Di Polres Jayawijaya, penyelidikan tersebut sudah memeriksa sebanyak 13 orang.

“Empat orang terindikasi menyulut kerusuhan. Dan sembilan masih dalam pemeriksaan,” ujarnya.

Bentrokan maut di Sinakma, Wamena terjadi pada Kamis (23/2) siang waktu setempat.

Bentrokan tersebut melibatkan empat pihak. Yakni pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang membantu pengamanan personel Polri serta warga pendatang dan masyarakat asli Papua.

Bentrok itu berawal dari kabar dan tuduhan terhadap warga pendatang yang disebut sebagai penculik anak-anak asli Papua.

Tuduhan itu berujung pada aksi pengumpulan massa warga asli untuk menghakimi sendiri warga pendatang yang dituding sebagai penculik.

Usaha main hakim sendiri itu ditentang oleh pihak keamanan yang mengamankan si tertuduh untuk dibawa ke kantor polisi.

Akan tetapi warga asli tak terima dan mendesak pihak keamanan mengeluarkan si tertuduh untuk dihakimi secara adat.

Kepolisian yang tak menerima usul tersebut menjadi sasaran amukan warga asli Papua dengan melempari batu dan panah para petugas.

Polisi yang berusaha membubarkan massa meminta bantuan kepada personel tentara.

Pasukan gabungan itu meminta agar massa dari warga Papua asli tak main hakim sendiri dan membubarkan diri.

Namun imbauan tersebut tak digubris. Warga asli Papua pun semakin marah dan menyasar aksinya dengan menyerang sejumlah kios-kios milik warga pendatang di kawasan Sinakma.

Sedikitnya delapan kios yang dibakar. Personel Polri dan TNI yang juga turut melindungi warga pendatang juga menjadi sasaran amukan massa warga asli.

Alhasil, bentrokan antara pihak keamanan dan warga asli Papua menjadi tak terhindari.