Religi

Upaya Mengembalikan Eksistensi Islam, MUI Kalsel Gelar Diskusi

apahabar.com, BANJARMASIN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan menggelar diskusi Revitalisasi Seni Budaya Islam dan…

Kepala Bidang Seni Budaya Islam Mui Kalsel, Nasrullah memaparkan soal diskusi revitalisasi seni budaya Islam dan analisa proses awal penulisan Alquran Mushaf Al Banjari. Foto-Rizal Khalqi

apahabar.com, BANJARMASIN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan menggelar diskusi Revitalisasi Seni Budaya Islam dan Analisa Proses Awal Penulisan Alquran Mushaf Al Banjari, Sabtu (19/10).

Bertempat di Kantor MUI Kalsel, Komplek Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, diskusi tersebut dihadiri sejumlah undangan pemangku kepentingan dari MUI, Nahdatul Ulama, Ormas Islam, politisi, pemerintah, hingga aparat kepolisian.

Kepala Bidang Seni Budaya Islam Mui Kalsel, Nasrullah mengatakan, diskusi ini menjadi langkah awal mengembalikan eksistensi budaya Islam yang sudah tertanam sejak dulu.

“Cuma ini tahapanya masih cukup panjang, setelah diskusi akan ada penelitian lagi, lalu evaluasi dan sebagainya,” kata Nasrullah.

Dia menjelaskan, hasil studi komparasi ke sejumlah MUI di Jawa membuahkan hasil yang positif. Ada beberapa contoh Mushaf dari provinsi lain yang ternyata berkaitan dengan sejarah Islam di Kalimantan.

“Selain Pulau Jawa, sebaran Islam terbesar juga di pulau Kalimantan,” sambungnya.

Makanya, MUI Kalsel berupaya mengorek kembali sejarah Mushaf Al Banjari melalui revitalisasi. Pihaknya pun mengharapkan dukungan dana yang tidak sedikit. Sebab selain proses yang panjang ada penelitian yang melibatkan banyak pihak.

“Di Jawa, revitalisasi 1 mushaf bisa telan dana Rp 17 miliar. Alhamdulillah hari ini kita nampaknya sudah dapat sinyal baik dari Pemprov Kalsel,” tuturnya.

Selain upaya lapangan, juga diperlukan politik anggaran yang didorong DPRD Kalsel dan Perintah Provinsi Kalsel.

Sementara, Gubernur Kalsel melalui Sekretaris Daerah Abdul Haris Makkie mengatakan, siap mendukung melalui politik anggaran yang dimaksud. “Pemprov mendukung, kalau tidak mendukung saya tidak datang ke sini,” celetuk Haris Makkie.

Dia menilai upaya revitalisasi mushaf ini adalah salah satu cara mengembalikan budaya. Apalagi, ujar Haris, kegiatan ini juga menjadi langkah pemerintah menjaga seni dan budaya yang tak lain memiliki bobot ilmu ke-Islaman.

Baca Juga: Heboh Bajakah, Simak Ulasan MUI Kalsel tentang Pengobatan Islami

Baca Juga: MUI Kalsel: Orang yang Berkurban Paling Afdol Menyembelihnya

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Syarif