Untuk Apotek, Ini Resep Obat Anak dari Menkes RI Selain Sirup

Menteri Kesehatan RI (Menkes) menyarakan pemberian obat alternatif kepada anak selain obat sirup, ketika anak sedang mengalami sakit.

Ilustrasi obat. Foto-CNBCIndonesia

apahabar.com, BANJARMASIN - Menteri Kesehatan RI (Menkes) menyarakan pemberian obat alternatif kepada anak selain obat sirup, ketika anak sedang mengalami sakit. Resep obat tersebuat adalah pil pediatrik atau pil khusus untuk pasien anak.

"Kami harapkan para apoteker, para dokter meresepkan, meracik obatnya seperti itu," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Kemenkes mencatat dari 241 pasien penderita gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) di 22 porvinsi, ada sebanyak 133 jiwa meninggal dunia.

Menkes Budi menyatakan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada sebelas pasien anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), gangguan ginjal akut ini terjadi karena adanya senyawa berbahaya dalam tubuh, yaitu ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).

"Itu (ketiga senyawa berbahaya) ada di mereka. Jadi 60%-an itu confirmed bahwa ini (gangguan ginjal akut) disebabkan oleh senyawa kimia tadi," tegas Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).

Budi menyatakan jika masuk ke dalam tubuh seseorang, ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) dapat berubah menjadi asam oksalat. Bila asam oksalat memasuki ginjal, maka senyawa tersebut akan berubah menjadi kristal tajam kecil yang dapat merusak ginjal.

"Kalau ada kristal kecil yang tajam di balita, ya rusak ginjalnya. Kalau senyawa kimia ini ada, logikanya metabolisme tubuh akan menghasilkan kalsium oksalat, pasti ginjalnya akan rusak," jelas Budi kembali terkait dampak ketiga senyawa berbahaya dalam tubuh.

"Sudah dibiopsi sama teman-teman di RSCM, confirmed, ternyata ginjal rusak karena ada kalsium oksalat tadi yang merusak ginjalnya."

Saat ini pemerintah sudah memperoleh obat yang relevan untuk menyembuhkan penyakit gagal ginjal akut itu. "Begitu kami tahu penyebabnya apa, toxic-nya apa, kami mencari obatnya untuk para balita yang masuk rumah sakit. Sudah ketemu obatnya, namanya Fomepizole (injeksi)," kata Budi.

Sejatinya, obat tersebut belum ada di Indonesia dan hanya ada dari produsen di Singapura. Oleh karena itu, Menkes Budi tengah berupaya mendatangkan obat tersebut.

Tercatat pemerintah telah memesan 200 vial fomepizole dengan harga satuan mencapai Rp16 juta. "Saya sudah kontak teman saya Menteri Kesehatan Singapura dan Australia. Kita mau bawa 200 dulu, karena satu vial bisa buat satu orang. Ada beberapa kali injeksi tapi bisa cukup satu vial," kata Budi.