Kalsel

Unjuk Rasa di Rumah Banjar, Massa Nyinyiri Penanganan Covid-19 di Kalsel

apahahar.com, BANJARMASIN – Aksi unjuk rasa berlangsung di depan kantor DPRD Kalsel, Senin (7/9) siang. Massa…

Aksi unjuk rasa berlangsung di depan kantor DPRD Kalsel, Senin (7/9) siang. Foto: apahabar.com/Rizal Khalqi

apahahar.com, BANJARMASIN – Aksi unjuk rasa berlangsung di depan kantor DPRD Kalsel, Senin (7/9) siang.

Massa yang mengatasnamakan Forum Rakyat Peduli Bangsa dan Negara (Forpeban) Banjarmasin menyindir upaya pemerintah menangani Covid-19.

Massa menyebut anggota DPRD Kalsel lebih mementingkan kunjungan kerja atau kunker ke luar daerah.

“Tangani Covid-19 di Kalsel belum beres, wakil rakyat malah memilih kunker,” ujar Koordinator Massa Aksi, Din Jaya.

Dirinya menyebut dewan cukup memanfaatkan teknologi untuk konsultasi dengan daerah lain.

Anggaran perjalanan dinas lebih baik dipergunakan untuk keperluan lebih prioritas.
Apalagi, masih kata dia, Kalsel sedang mengalami kesulitan keuangan. Menyusul banyaknya dana pembangunan dialihkan untuk penanganan Covid-19. Pendapatan asli daerah pun anjlok.

Dari penelusuran apahabar.com, sedikitnya sudah dua kali anggota DPRD Kalsel melakukan kunker ke luar daerah.

Massa meminta aksinya betul-betul didengar oleh para wakil rakyat jika tak ingin adanya aksi susulan.

Lebih jauh, massa meminta para anggota DPRD Kalsel tidak ikut ‘kasak-kusuk’ masuk Tim Pemenangan Calon Kepala Daerah yang sekarang sedang berproses.

Menanggapi aksi unjuk rasa itu sejumlah wakil rakyat berjanji akan menyampaikan tuntutan ini kepada pimpinan.

Siang tadi, ada enam anggota DPRD Kalsel yang menghadapi para pedemo.

“Kami akan sampaikan permintaan kalian kepada pimpinan. Jika bisa dipersilakan, namun apabila tidak tetap dilaksanakan,” sahut Gusti Abidinsyah.

Enam orang anggota dewan itu adalah Firman Yusi dari Fraksi PKS, Habib Musa PKB, Burhanuddin PDI Perjuangan, Yani Helmi dari Partai Golkar, Gusti Abidinsyah dan Aris Gunawan, masing-masing dari Fraksi Persatuan Nurani Demokrat serta Gerindra.

Ditambahkan, Firman Yusi, kunker yang dilaksanakan guna menyelesaikan pembentukan sejumlah regulasi. Antara lain, raperda tentang penanggulangan penyakit menular, seperti Covid-19.

“Payung hukum ini nantinya pertama di Indonesia. Sehingga kami berharap dukungan kalian, karena sangat bermanfaat bagi masyarakat,” terang Yusi.

Meski mendapatkan penjelasan dari wakil rakyat, massa tetap ngotot aspirasi mereka bisa segera diimplementasikan.

Setelah memberikan sinyal akan kembali beraksi jika tuntutan mereka tak ditanggapi, massa akhirnya membubarkan diri. Unjuk rasa yang dikawal belasan anggota kepolisian ini berjalan lancar, meski sempat menghambat laju arus lalu lintas.

Editor: Fariz Fadhillah