Geliat UMKM

UMKM Kian Membaik, BRI: Pulih Imbas Pencabutan PPKM

Bank Rakyat Indonesia (BRI) melaporkan laporan aktivitas bisnis pelaku usaha UMKM yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi.

Pedagang bahan kue di Pasar Jatibegara. apahabar.com/Andrey

apahabar.com, JAKARTA – Bank Rakyat Indonesia (BRI) melaporkan aktivitas bisnis para pelaku usaha UMKM semakin meningkat. Hal itu menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pemulihan tersebut ditunjukkan dari data indeks bisnis UMKM yang menglami kenaikan dari 103,2 (Q3-2022) menjadi 105,9 (Q4-2022).

“Peningkatan ini ditopang oleh beberapa faktor, diantaranya peningkatan aktivitas masyarakat di luar rumah setelah pencabutan PPKM. Hal tersebut sejalan dengan pandemi Covid-19 yang berubah menjadi endemi mengakibatkan permintaan terhadap barang dan jasa juga meningkat,” ujarnya, Selasa (14/2).

Selain itu, pemberlakuan kembali PTM (pembelajaran tatap muka) dan WFO (Work From Office) mendorong permintaan terhadap produk/jasa. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan kegiatan usaha.

Baca Juga: BRI Raup Laba Rp51,4 Triliun, Begini Respons Erick Thohir

Hal itu didorong oleh adanya perayaan HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) berupa Natal dan liburan akhir tahun maupun menyongsong perayaan tahun baru. Selain itu, pada Q4-2022 banyak proyek pemerintah yang harus selesai sebelum tutup buku di akhir tahun. Hal itu memberikan peluang usaha bagi pelaku UMKM di sektor konstruksi.

“Dimana kenaikan permintaan direspons oleh pelaku UMKM dengan menaikkan harga jual barang/jasanya sehingga omset usaha pada Q4-2022 membaik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” jelasnya.

Kenaikan omset UMKM bahkan terpantau berada di atas rata-rata sebelum pandemi. Hal itu tercermin dari 27,9% (Q4-2022) pelaku UMKM yang menyatakan omset usahanya sudah di atas rata-rata sebelum pandemi. Kenaikan dibandingkan survei periode sebelumnya hanya sebanyak 16,2%.

“Sebagian besar pelaku UMKM meyakini kondisi usaha 2023 lebih baik dibandingkan 2022,” kata Sunarso.

Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

Kendati demikian, beberapa faktor terpantau menjadi ancaman bagi pelaku usaha UMKM pada tahun 2023, diantaranya: kenaikan suku bunga dan resesi ekonomi dunia.

Ancaman lainnya adalah kenaikan harga dan kelangkaan barang input, kenaikan harga barang dan jasa, dan serta Pandemi Covid-19.

Kondisi perekonomian Indonesia yang membaik pasca pandemi membuat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terus bergeliat. Dampaknya, bisnis UMKM melaju dan tangguh di tengah kekhawatiran resesi global.

Karena itu, Sunarso optimistis adanya peningkatan aktivitas bisnis oleh pelaku UMKM yang akan memperkuat perekonomian Indonesia dalam menghadapi ancaman tersebut.

Baca Juga: Dukung UMKM, 'Crazy Rich' Surabaya Peragakan Busana Batik

Sementara itu, data BRI menyebut peluang Indonesia memasuki jurang resesi sangat kecil. Persentase peluang resesi Indonesia tercatat sebesar 3 persen.

Menurut Sunarso, hanya ada dua faktor yang membuat Indonesia bisa bertahan menghadapi resesi di 2023. Hal itu terkait konsumsi dalam negeri dan optimisme akan kondisi UMKM.

“Dua faktor inilah yang membuat kita memiliki ketahanan akan kondisi di 2023,” pungkasnya.