UMKM Diuntungkan dengan Perhelatan KTT G20

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendapatkan keuntungan dengan perhelatan G20 di Nusa Dua Bali 15-16 November 2022.

LPEI membawa 10 mitra binaan yang ikut tampil di perhelatan KTT G20. Foto: Antara/HO/LPEI.

apahabar.com, JAKARTA- Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendapatkan keuntungan dengan perhelatan KTT G20 di Nusa Dua Bali 15-16 November 2022.

"Perhelatan ini memberikan dampak positif bagi Indonesia dan khususnya bagi para pelaku UMKM Indonesia," kata Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso mengutip dari Antaranews.com, Kamis.

Menurutnya, mengikuti pameran dengan skala internasional, memberikan wawasan baru bagaimana pelaku UMKM di Indonesia.

"Harus memiliki ciri khas atau keunikan dari produknya, selain menjaga kualitas produk," tutur Ryani.

Baca Juga: Kain Tenun Gringsing Jadi Suvenir KTT G20

Riyani bangga karena salah satu mitra binaan LPEI, Maharani Craft yang produknya berupa perhiasan dan kerajinan, terpilih menjadi salah satu suvenir G20 untuk para delegasi.

Dalam perhelatan G20 beberapa hari ke depan, LPEI membawa sepuluh mitra binaan.

Mitra binaan LPEI itu telah melalui tahap kurasi sesuai dengan kriteria yang mengacu kepada tema.

Tema yang ada yaitu Health Food and Healthy Lifestyle dari sektor usaha makanan, minuman dan fesyen.

Baca Juga: Pemilik UMKM Tangkap Peluang Ekspor di G20

Selain mengedepankan digitalisasi, LPEI juga mendukung aspek kesetaraan gender.

Kesetaraan tentang peran perempuan sebagai penopang ekonomi kerakyatan yang menjadi salah satu tolok ukur dalam faktor Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Mitra binaan yang melakukan showcasing produk di booth perhelatan G20 kali ini sangat mendukung peran perempuan pada proses produksinya, antara lain Humbang Kriya, Area dan CV Bali Ayu.

Humbang Kriya mempekerjakan 60 persen pengrajinnya perempuan, Area mempekerjakan 80 persen penjahit perempuan.

Baca Juga: Ketimpangan Digital Jadi Penghambat UMKM Mikro

CV Bali Ayu yang bergerak di bidang produk kecantikan dan Tenun & Songket Lintau Pamasihan asal dari Sumatera Barat juga mempekerjakan 100 persen pengrajin perempuan.

Untuk mendorong ekonomi berbasis digital, LPEI giat memberikan pelatihan dan pendampingan.

Pelatihan dan pendampingan melalui Marketing Handholding Program (Business Matching, Market Place Global dan Pameran) kepada para pelaku UMKM berorientasi ekspor.

Kegiatan tersebut bertujuan agar para pelaku UMKM berorientasi ekspor mampu bertransformasi ke metode pemasaran digital melalui market place.

Baca Juga: Literasi Digital Masih Rendah, CORE Indonesia: Jadi Penghambat Digitalisasi UMKM

Dengan metode itu pelaku UMKM diharapkan dapat membuka akses pasar sebagai salah satu upaya dalam pemulihan ekonomi dunia.

Hal itu selaras dengan tema besar G-20 yang saat ini sedang berlangsung yaitu Recover Together, Recover Stronger.

Tema yang mengajak seluruh warga dunia untuk bekerja sama memulihkan bumi dari pandemi serta membangun dunia secara berkelanjutan.

Dari Recover Together, Recover Stronger menjadi "Dari Indonesia, Dunia Pulih Bersama".

Dalam mendukung target tersebut, jalur keuangan juga berkomitmen untuk mencapai target deliverables dalam enam agenda prioritas.

Enam agenda prioritas itu diantaranya inklusi keuangan melalui digitalisasi dalam mendukung UMKM, perempuan, dan generasi muda.

Riyani mengatakan bahwa salah satu mandat yang diberikan Pemerintah kepada LPEI adalah program jasa konsultasi dengan target terciptanya eksportir baru.

Hingga Oktober 2022, sebanyak 3.000 pelaku UMKM berorientasi ekspor telah mengikuti pelatihan dari berbagai sektor usaha dan wilayah di Indonesia.

Ia menjelaskan, sejak program ini diadakan di 2015 terlihat begitu tinggi antusias pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan LPEI.

Negara hadir melalui LPEI sebagai Special Mission Vehicle-nya Kementerian Keuangan yang memberikan edukasi, pendampingan kepada para pelaku UMKM Indonesia agar bisa naik kelas.

Program ini juga untuk membangun fondasi ekonomi kerakyatan yang berbasis ekspor, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Selain meningkatkan daya saing produk buatan Indonesia di pasar global," ujar Riyani.