UMK Academy

UMK Academy, Pertamina Ajak 800 Usaha Mikro dan Kecil Naik Kelas

PT Pertamina (Persero) mengajak setidaknya 800 pelaku UMK naik kelas ke jenjang usaha lebih tinggi sekaligus mengembangkan kolaborasi lewat UMK Academy.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (ketiga dari kiri) saat Kick Off UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator 2023 di Jakarta, Kamis (6/7/2023). Foto: PT Pertamina (Persero)

apahabar.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengajak setidaknya 800 pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dapat naik kelas ke jenjang usaha lebih tinggi sekaligus mengembangkan kolaborasi lewat Program UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator 2023.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (8/7) menjelaskan UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator 2023 bertujuan mencetak UMK naik kelas yang mampu meningkatkan produktivitas.

Juga untuk mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan inovasi untuk tetap kompetitif dan meningkatkan kecintaan masyarakat pada produk-produk dalam negeri.

Kegiatan pembinaan UMK melalui program UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator tersebut juga merupakan bentuk dukungan Pertamina dalam implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) dan sebagai bagian dari aspek environmental, social and governance (ESG).

Baca Juga: Produk UMKM, Wamendag: Mereka Harus Hadir di E-Katalog Pemeritah

Pembukaan UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator 2023, yang diselenggarakan Pertamina bekerja sama dengan Markplus tersebut dilakukan secara virtual, Kamis (6/7/2023).

UMK Academy diselenggarakan untuk keempat kalinya dengan mengusung tema Meningkatkan Kualitas, Menjadi Juara Kelas, yang mana pelaku UMK tidak dipaksa naik kelas, namun mampu menguasai persaingan.

Sementara, di tahun keduanya, Pertapreneur Aggregator bertema Sinergi Kreativitas UMK Dalam Mengelola Peluang, yang menantang UMK menggunakan kreativitasnya dalam melihat dan memanfaatkan peluang bisnis khususnya dari sisi kolaborasi antar-UMK.

Baca Juga: Perkuat Industri Hotel, Pertamina-Kemenparekraf Berkolaborasi di Jabar

Melalui Pertapreneur Aggregator, UMK binaan diharapkan menjadi penggerak UMK lainnya.

Nicke juga mengungkapkan sejak Program UMK Academy digulirkan pada 2020, telah mencetak 1.200 UMK yang kini sukses menjawab tantangan persaingan bisnis di tingkat lokal hingga global.

Selain itu, menurut dia, perempuan pengusaha dan milenial pun memiliki peluang sama hingga melahirkan agregator yang dapat membangun jejaring kolaborasi antarpengusaha agar maju bersama.

"Kami percaya kolaborasi seperti ini adalah kunci dalam membangun ekosistem yang kuat dan berkelanjutan bagi para pelaku UMK," jelas Nicke.

Baca Juga: Inabuyer Expo 2023, Dorong UMKM Masuk ke Rantai Pasok Industri

Pertamina juga berkolaborasi dengan Kemenparekraf dalam pembinaan UMK melalui temu bisnis dengan pelaku usaha hotel, restoran dan kafe di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) sejak 2022.

"Secara tidak langsung majunya daerah pariwisata di DPSP akan berdampak positif terhadap UMK. Tentu saja, kolaborasi yang berjalan dengan baik ini sebagai strategi meningkatkan kapasitas UMK agar mempersiapkan diri menghadapi persaingan," sebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam sambutannya.

Program UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator 2023 dilaksanakan selama lima bulan ke depan. Peserta dikelompokkan berdasarkan kondisi usahanya, yakni Go Modern bagi pelaku UMK  yang fokus pada peningkatan kualitas produk dan pemasaran.

Baca Juga: 'Project S TikTok Shop' Rugikan UMKM, MenKopUKM: Aturannya Perlu Revisi

Kemudian, Go Digital dan Go Online untuk UMK yang fokus pada perluasan akses pasar dengan platform daring. Serta, kelas Go Global bagi UMK yang benar-benar siap mengisi pasar dunia melalui kegiatan ekspor.

Selain itu, peserta program juga memiliki banyak kesempatan untuk bersinergi dan mendapatkan fasilitas pendukung bisnis lainnya.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan UMK Academy merupakan program pembinaan UMK yang dilakukan secara terstruktur, berjenjang dan terintegrasi sesuai kebutuhan dan harapan mitra binaan.

Pembinaan UMK juga menyesuaikan dengan tren dan tantangan pasar sesuai komitmen Pertamina mendukung pengembangan UMK, yang berkelanjutan secara optimal.

Baca Juga: Potensi Belanja UMKM dalam Negeri, MenKopUKM: Capai Rp2.000 Triliun

"Kami berharap seluruh UMK menjadi lulusan terbaik di bidangnya masing-masing, terus kreatif dan inovatif, serta harus bisa memadukan kebutuhan antara suplai dan demand dan bagaimana kita bisa melihat potensi market, bahkan kita harus bisa menjadi trend maker," ujarnya.

Menurut dia, para pelaku UMK harus dapat mengimbangi inovasi serta berinisiatif memupuk kepedulian terhadap lingkungan.

"Salah satu wujud nyata pelaku UMK berperilaku ramah lingkungan yakni memperhatikan kemasan produk yang digunakan, serta pengaruh yang ditimbulkan terhadap lingkungan," sebut Fadjar.