Kalsel

ULM Siap Terapkan Program Magang Tiga Semester Ala Menteri Nadiem Makarim

apahabar.com, BANJARMASIN – Civitas Akademika Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mendukung penuh program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan…

Rektor ULM Banjarmasin, Profesor Sutarto Hadi. Foto-apahabar.com/Muhammad Robby

apahabar.com, BANJARMASIN – Civitas Akademika Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mendukung penuh program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, yakni mewajibkan mahasiswa magang selama tiga semester.

“Ini terobosan yang sangat bagus dan harus didukung penuh,” ucap Rektor ULM, Profesor Sutarto Hadi saat berbincang bersama apahabar.com, Senin (27/1) siang.

Konsep pembelajaran yang diterapkan, kata dia, harus relevan dengan realitas di dunia kerja.

Baca Juga: Tinggal Menghitung Hari, Peserta Tes CPNS Diminta Bersiap Diri

Sehingga, mahasiswa tak kesulitan saat terjun langsung di tengah masyarakat.

“Dalam artian, jangan sampai perguruan tinggi malah menciptakan pengangguran. Mahasiswa harus diberikan kesempatan seluas-luasnya agar mampu berinteraksi dengan dunia kerja dan masyarakat,” tegasnya.

Proses belajar mengajar selama lima semester di kampus dinilai harus berlangsung efektif.

Segala teori yang disalurkan harus terkonsep secara matang, sehingga bisa dikuasai mahasiswa.

“Sistemnya pun harus bolak-balik. Artinya, mahasiswa pergi ke dunia kerja dalam proses pendidikan. Lalu, mereka kembali lagi ke kampus untuk mendiskusikan temuan baru di lapangan,” tegasnya.

Konsep pembelajaran semacam ini, sebut dia, menjadi tren di seluruh dunia.

Bahkan sudah terealisasi di beberapa negara maju di dunia, seperti Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Malaysia, Cina, Thailand, dan Taiwan.

“Kita sudah terlambat dalam membuat terobosan baru, sehingga relevansi lulusan di dunia kerja masih rendah,” bebernya.

Terlebih di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini. Mahasiswa dituntut mampu melakukan analisis dan rekonstruksi permasalahan yang ada.

“Mahasiswa harus mencari konsep agar mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di tengah masyarakat. Dengan berdasarkan teori yang diajarkan, sehingga lebih terasah,” cetusnya.

Mengingat, pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang tak memisahkan mahasiswa dari realitas pekerjaan dan masyarakat.

“Perlu ada cara untuk menerjemahkan konsep pemikiran itu agar bisa diimplementasikan di ULM dan Perguruan Tinggi lainnya,” sebutnya.

Invetarisasi Perusahaan Kerjasama

Apabila wacana ini berhasil diimplementasi, maka langkah awal yang dilakukan ULM yaitu menginventarisasi instansi yang telah meneken MoU dengan kampus tertua di Kalimantan itu.

“Kita data terlebih dahulu dunia usaha atau industri yang telah bekerja sama, seperti PT Adaro Indonesia, PT Arutmin, dan PT Conch. Begitu juga sektor perbankan dan perusahaan penghasil bumi. Termasuk Pemkab, kecamatan, dan desa,”

Kemudian, harus ada kesepakatan di awal antara kampus dan perusahaan terkait komitmen instansi mau menerima mahasiswa.

Dan, disampaikannya pula bahwa mahasiswa tak hanya sekedar magang, namun bisa menganalisis permasalahan yang dihadapi perusahaan.

“Kita bayangkan kompleksitas apabila ini diterapkan. Jumlah mahasiswa mencapai puluhan ribu. Kalau semua magang, cukup gak yang menampung mereka,” pungkasnya.

Baca Juga: SKD CASN di HST Bakal Digelar di Pendopo Bupati, Catat Tanggalnya!

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin