Sport

Turut Berduka Tewasnya Seorang Goweser, Simak Pesan ISSI Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI) Kalimantan Selatan (Kalsel) turut berbelasungkawa…

Ketua Pengprov ISSI Kalsel H Juhdi. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI) Kalimantan Selatan (Kalsel) turut berbelasungkawa atas meninggalnya seorang pesepeda saat gowes bareng akhir pekan di Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Insiden itu terjadi di kawasan Jalan Trans Kalimantan, Barito Kuala, Minggu (2/8).

Saat itu, korban bernama Ahmad Firdaus (60) ditemukan tergeletak di pinggir jalan, persis masih dalam posisi menunggangi sepeda.

Warga Komplek Kebun Jeruk Blok J1 No 8 RT 10 Desa Berangas Timur tersebut tadinya berangkat bersama sepuluh pesepeda lainnya.

Namun diperjalanan pensiunan PNS baru kali pertama ikut gowes ini tercecer dengan rombongan.

Seorang Pesepeda Ditemukan Tewas di Jalan Trans Kalimantan Batola

Saat ditemukan sudah tak bernyawa lagi tepat di samping warung Jalan Trans Kalimantan RT 9, Desa Beringin atau sekitar 1 kilometer sebelum jembatan Barito, Batola.

Polisi menduga korban kelelahan, sebab tidak ditemukan bukti-bukti mengarah ke tindak kriminal.

“Kami prihatin dan turut berduka cita atas kejadian tersebut, semoga insiden seperti ini tidak terulang lagi,” ujar Ketua ISSI Kalsel, H Juhdi kepada apahabar.com Minggu (2/8) malam.

Agar kejadian serupa tak terulang, Juhdi berpesan kepada para pesepeda agar selalu melakukan persiapan yang matang sebelum berolahraga, khusunya bersepeda.

“Lakukan pemanasan sebelum bersepeda dan jangan memaksakan diri, jangan sampai terlalu lelah,” ujarnya.

Karena menurut Juhdi, sesuatu apapun yang terlalu berlebihan tidak akan baik bagi tubuh.

“Segala yang lampaui batas tidak akan baik, meski itu olahraga,” tegasnya.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, ia juga meminta agar masyarakat juga tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan saat bersepeda.

Hanya saja ia berpesan, saat bersepeda jangan menggunakan masker. Karena menurutnya dapat menghambat pernafasan.

“Karena bersepeda itu butuh nafas kuat. Kalau ditutup masker otomatis susah. Kita bernafas itu menarik oksigen dan melepas karbon dioksida CO2 tentu tidak baik. Kalau sudah selesai lalu kumpul dengan orang lain, baru dipasang lagi maskernya,” beber Juhdi yang juga pelatih sekaligus mantan atlet sepeda Kalsel ini.

Tak cuma itu, ia juga menghimbau, kepada masyarakat yang bersepeda untuk menjaga keselamatan dan menghargai pengguna jalan lain. Yakni, usahakan tetap di jalur yang sudah disediakan.

“Jangan saat berombongan, bersepeda berjejer dua orang atau lebih, sampai melebar ke tengah jalan. Upayakan susunannya cukup 1 biar posisinya memanjang, hormati juga pengguna jalan lain. Jaga konsentrasi, jangan sambil ngobrol ataupun main handphone dan disiplin taat lalu lintas,” sarannya.

Dia juga menyarankan jenis sepeda gunung atau MTB tidak tepat digunakan jalan beraspal. Jika digunakan juga, lanjut dia, baiknya ban diganti, tidak menggunakan jenis rimba.

Disamping itu yang lebih penting, lanjut Juhdi lagi, jika gowes bersama-sama harus ada pendamping naik motor dan lengkap membawa peralatan kesehatan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diingini.

“Kami kalau melatih atlet, selalu ada pendamping, dia yang memantau di belakang. Sehingga jika ada yang ketinggalan, cepat diberitahu yang lainnya. Lalu, minimal bekal dibawa alat kesehatan adalah obat luka merah,” terang Juhdi.

Terkait banyaknya komunitas sepeda saat ini, seiring boomingnya olahraga bersepeda di Kalsel, Zuhdi menyambut baik.

Dia berharap ada atlet Kalsel muncul sekiranya dapat dibina dan melahirkan prestasi di even resmi tingkat nasional.

Jangan Anggap Remeh, Bersepeda Juga Perlu Persiapan

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin