Kalsel

Turki Puji Sistem Kesehatan Haji Indonesia, Sejumlah Negara Belajar

apahabar.com, JAKARTA – Perwakilan Kementerian Kesehatan Turki memuji sistem yang diterapkan Kesehatan Haji Indonesia saat mengunjungi…

Ilustrasi, seorang petugas KKHI Makkah sedang mengambil darah jemaah haji yang dirawat (Ilustrasi).Foto-Ihram.co.id

apahabar.com, JAKARTA – Perwakilan Kementerian Kesehatan Turki memuji sistem yang diterapkan Kesehatan Haji Indonesia saat mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah pada Kamis (22/8/2019) siang Waktu Arab Saudi.

Anggota Tim Promotif Preventif (TPP) KKHI, Aji Muhawarman mengatakan kunjungan tersebut dalam rangka mengetahui lebih lanjut pelayanan kesehatan jemaah haji Indonesia.

Aji menuturkan, ada tiga orang delegasi Kemenkes Turki yang berkunjung ke KKHI Makkah. Mereka adalah Kepala Departemen Edukasi Kesehatan Asma Arten, kepala perawat, Fatimah Alzahra dan staf bagian administrasi, Jakfar Kaskalan.

“Ketiganya diterima Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah dr M Imran,Direktur KKHI Makkah dr Ali Setiawan, SpB, dan sejumlah petugas kesehatan,” katanya melalui keterangan tertulisnya seperti dilansirRepublika.co.id,Jumat (23/8).

Aji mengatakan, Kemenkes Turki mendapat pemaparan soal fasilitas kesehatan yang dimiliki Indonesia di Arab Saudi. Kemenkes RI mempunyai dua KKHI, di Makkah dan Madinah.

Kedua fasilitas kesehatan ini ditopang tim kesehatan yang terbagi menjadi tim promotif preventif (TPP), tim gerak cepat (TGC) dan tim kuratif rehabilitatif (TKR). Selain itu juga ada tim kesehatan haji Indonesia (TKHI) yang langsung memberikan layanan di kloter.

“Jadi kita jelaskan KKHI punya tim yang tujuannya melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jemaah. Tiap tim ada tugasnya masing-masing,” kata Imran.

Lebih detil, Imran menjelaskan tugas dari setiap tim kesehatan. TPP memberikan penyuluhan kesehatan ke kloter-kloter di hotel. Sementara TGC untuk memberikan pertolongan emergensi di setiap sektor. Sedangkan di KKHI ada TKR yang memberikan layanan medis bagi jemaah yang sakit.

“Mereka apresiasi kita punya TPP, kedua kita punya dokter spesialis yang cukup lengkap di KKHI,” ujar Imran usai berdialog dengan tamunya.

Aji juga menuturkan, Kasi Kesehatan Daker Makkah juga sempat menunjukkan kartu kesehatan jamaah haji (KKJH) yang terintegrasi dengan Siskohatkes dan digunakan untuk memantau status kesehatan jemaah haji Indonesia.

Terlebih lagi dengan penetapan kriteria istithaah kesehatan bagi jamaah haji Indonesia. Karena Turki tidak memberlakukan screaning jemaahnya seperti itu. Pihak Turki sendiri menyampaikan bahwa mereka menyiapkan 500 dokter dan paramedis.

Mereka juga memiliki tiga klinik kesehatan di Makkah dan 3 klinik kesehatan di Madinah. Sumber daya kesehatan yang disiapkan tersebut untuk melayani sekitar 80 ribu jemaah haji Turki.

Dalam hal kapasitas, fasilitas kesehatan Indonesia memiliki keunggulan dalam menangani pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Sementara Turki sendiri punya kebijakan dan fasilitas yang mampu membawa pulang jemaahnya yang butuh perawatan intensif dengan 'air ambulance'.

Usai berdialog, perwakilan Kemenkes Turki berkesempatan melihat-lihat ruang ICU, IGD, dan apotek di KKHI Makkah.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Eka Jusup Singka, mengatakan studi banding yang dilakukan negara lain bukan hanya saat ini saja, namun sudah dilakukan beberapa kali oleh sejumlah negara lainnya.

“Bukan hanya Turki. Malaysia, Qatar, Maladewa, dan Bangladesh pun pernah menemui saya untuk belajar kesehatan haji,” kata Eka.

Eka mengatakan, Kemenkes melalui Pusat Kesehatan Haji, merencanakan akan membuat international meeting on health hajj. Dia berharap agenda ini lancar dan bisa memberikan manfaat kepada jamaah.

Baca Juga: Mengeluh Sesak Napas, Satu Lagi Jemaah Haji Kalsel Wafat di Mekah

Baca Juga: Jemaah Haji Mulai Berdatangan, Berikut Jadwal Kedatangan Haji Kalsel-teng

Sumber: Republika.co.id
Editor: Muhammad Bulkini