Kalsel

Tujuh Pesan Pangeran Antasari yang Harus Diketahui

apahabar.com, BANJARMASIN – Peringatan wafatnya Pangeran Antasari ke-157 digelar di Banjarmasin, Jumat (11/10). Dalam peringatan itu,…

Penaburan bunga di Makam Pahlawan Pangeran Antasari oleh Sekda Prov Kalsel dan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina dalam memperingati wafatnya ke-157. Foto-apahabar.com/Musnita Sari.

apahabar.com, BANJARMASIN - Peringatan wafatnya Pangeran Antasari ke-157 digelar di Banjarmasin, Jumat (11/10). Dalam peringatan itu, kembali diingatkan 7 pesan Pangeran Antasari yang jadi inspirasi perjuangan Urang Banua.

Tujuh pesan itu semua menggunakan bahasa Banjar. Pertama, Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing. Kedua, Lamun Tanah Banyu Kita Kahada Handak Dilincai Urang, Jangan Bacakut Papadaan Kita. Ke tiga, Lamun Handak Tulak Manyarang Walanda, Baikat Hati di Tali Sindat.

Berikutnya yang ke empat, Jangan Sampai Hati Paharatan Bukah, Matilah Kita di Jalan Allah. Ke lima, Siapa Nang Babaik-baik lawan Walanda, Tujuh Katurunan Kahada Aku Sapa. Ke enam, Lamun Kita sudah supakat handak mahinyik Walanda, Janganlah Walanda Dibari Muha, Badalas Pagat Urat Gulu, Lamun Manyarah Kahada. Ke tujuh, Haram Dijamah Walanda, Haram Diriku di Panjara, Haram Nagriku Dijajah.

Sekretaris Daerah Prov Kalsel, Abdul Haris Makkie yang memimpin upacara peringatan di depan Makam Pangeran Antasari di Jalan Malkon Temon mengajak semua pihak dapat mewarisi nilai-nilai perjuangan yang diwariskan tersebut.

"Tujuh pesan tadi yang harus kita aplikasikan, wujudkan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya kepada awak media usai menyudahi kegiatan.

Semangat sang pahlawan, kata dia, harus diwujudkan dalam membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Terutama persatuan dan kesatuan dalam mengedepankan rasa kebersamaan.

"Di situ tergambar, bahwa semangat Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing, dapat kita aplikasikan dalam menjalankan misi kemerdekaan untuk Negara dan daerah yang lebih baik lagi," ujarnya.

Sementara itu Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina berharap generasi muda senantiasa mengenang para pahlawan dan tidak melupakan jasa-jasa Pangeran Antasari.

"Beliau ini dikenal juga sebagai Raja Banjar atau Sultan Banjar tanpa Mahkota atau tanpa istana. Dulu beliau dilantik di hutan bersama para pejuang dan akhirnya gugur di medan pertempuran," terang Ibnu.

Sebagai orang nomor satu di kota Seribu Sungai ini, dia berpesan agar sama-sama menjaga makam Pangeran Antasari. "Kita jaga sama-sama makam pahlawan nasional ini, supaya menjadi tempat yang sakral dan mudah-mudahan menjadi kebanggaan bagi kita semua," harapnya.

Baca Juga: Pelepasan POMNas, Paman Birin Ingin Atlet Tiru Pangeran Antasari

Baca Juga: Gowes Bareng Dandim 1007 Banjarmasin Sekaligus 'Babarasih' Makam Pangeran Antasari

Reporter : Musnita Sari
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin