Tak Berkategori

Tuan Guru Zainal Ilmi ‘Menumbuhkan’ Benih Kesantunan pada Orang yang Mau Merampok Rumahnya

apahabar.com, BANJARMASIN – Melawan kebatilan dengan sifat lembut adalah ciri khas Tuan Guru Zainal Ilmi, Dalam…

Tuan Guru Zainal Ilmi. Foto-riwayat-ulama.blogspot.com

apahabar.com, BANJARMASIN - Melawan kebatilan dengan sifat lembut adalah ciri khas Tuan Guru Zainal Ilmi, Dalam Pagar Martapura. Kelembutan yang diberikan Tuan Guru pada orang yang melakukan kezaliman, menumbuhkan benih akhlak di hati mereka.

Sebagaimana diceritakan, rumah Tuan Guru Zainal Ilmi pernah diketuk 7 orang tak dikenal pada jam 2 dini hari. Masing-masing mereka menyiapkan pistol sebelum mengetuk pintu.

Tanpa persiapan senjata di tangan, ulama yang dikenal santun itu pun membukakan pintu.

Melihat pemilik rumah di hadapan mata, 7 orang itu pun langsung menodongkan pistol ke arah Tuan Guru sembari berkata, "Angkat tangan!"

Tuan Guru pun mengangkat tangan seraya berkata, "Allahu Akbar!"

Mendengar pekikan takbir Tuan Guru, para perampok itu langsung jatuh terjungkal. Pistol yang tadi kuat di genggaman pun terlepas. Badan mereka menjadi lemas tak berdaya, bahkan hanya untuk mengambil pistol yang ada di depan mata.

Baca Juga :Tabligh Akbar Bersama UAS di Martapura, Jemaah Akan Dipisah

Melihat perampok itu tak berdaya, Tuan Guru Zainal Ilmi tidak lantas mengambil pistol atau senjata lain untuk balik membalas. Beliau malah menangkap ayam piaraannya, dan menyuruh istrinya untuk memasak. Setelah matang, makanan itu pun dihidangkan di ruang tamu.

"Makanan pun," kata beliau menyuruh para perampok itu masuk.

7 orang perampok itu menurut saja dengan apa yang dikatakan Tuan Guru. Mereka pun melahap makanan yang disediakan. Setelah mereka kenyang, Tuan Guru membagikan kopi dan rokok merek 'karoso' kepada mereka, dan beliau sendiri yang menyalakan rokok ke-7 tamunya.

Setelah bercakap panjang -tanpa membicarakan maksud kedatangan mereka-, Tuan Guru masuk ke dalam kamar untuk mengambil bantal. Ke-7 tamu itu pun, beliau persilakan untuk beristirahat menunggu siang.

Namun, para perampok itu menolak. Mereka memilih pulang karena merasa tak enak telah diperlakukan begitu baik, padahal mereka datang dengan maksud jahat.

Rupanya, kesantunan Tuan Guru Zainal Ilmi membekas di hati mereka. Sehingga tak lama duduk dengan beliau, di hati mereka sudah tumbuh benih akhlak: Tidak enak berlama-lama di rumah beliau.

Maka benar sebuah perkataan yang mengabarkan: Bukan petir yang menumbuhkan pepohonan, tapi hujan yang turun dengan kelembutan.

Baca Juga :UAS Tausiah di Martapura, Kadishub: Jemaah Diprediksi 30 Ribuan

Wallahu 'alam.

Editor: Muhammad Bulkini