Tak Berkategori

Tuan Guru H Zainal Ilmi Al Banjari (1), Lahir di Desa “Gudang Ulama”

apahabar.com, BANJARMASIN – Faktor lingkungan turut berperan dalam tumbuh kembang seseorang. Kontrol sosialnya secara tidak langsung…

Tuan Guru H Zainal Ilmi Al Banjari. Foto-istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Faktor lingkungan turut berperan dalam tumbuh kembang seseorang. Kontrol sosialnya secara tidak langsung menjadi pendidikan berharga bagi orang sekelilingnya. Sehingga, seseorang yang tinggal di lingkungan baik akan cenderung menjadi baik.

Tuan Guru Zainal Ilmi misalnya, beliau dilahirkan dari keluarga yang memegang teguh ketaatan kepada Allah SWT.

Ayahnya Tuan Guru H Abdusshamad bin Tuan Guru Muhammad Said Wali Al Banjari adalah ulama keturunan ke-4 dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kelampayan. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita shalehah bernama Hj Qamariyah.

Tuan Guru Zainal Ilmi kecil tumbuh di lingkungan religius. Desa tempat tinggalnya (Dalam Pagar, Martapura) merupakan desa yang memang menjadi gudang ulama sejak dirintis datuknya, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Dari desa itu-lah tumbuh ulama-ulama besar yang menyebarkan Islam ke Nusantara, terutama di pulau Kalimantan, yang di antaranya termasuk pula dua negara tetangga; Brunei Darussalam dan Malaysia.

Kedekatan dengan sumber ilmu agama (para ulama) membuat Tuan Guru Zainal Ilmi kecil mudah mendapatkan ilmu dari mereka. Pada ayahnya sendiri, beliau belajar ilmu arabiyyah, fiqih, dan hadist selama kurang lebih 6 tahun.

Kemudian melanjutkan pada ulama lainnya di Martapura hingga ke Tanah Suci. Di antara ulama yang menjadi guru beliau: Tuan Guru H Muhammad Amin bin Qadhi H Mahmud, Syekh Abdurrahman Muda, Tuan Guru H Abbas bin Mufti H Abdul Jalil, Tuan Guru H Abdullah bin Tuan Guru H Muhammad Shaleh, Tuan Guru H Khalid, Tuan Guru H Ahmad Nawawi, Tuan Guru H Ismail (ayah dari Tuan Guru Abdurrahman Ismail, mantan Kepala Departemen Agama Kabupaten Banjar), Tuan Guru H Ahmad Wali Kuin Banjarmasin (murid Tuan Guru H Muhammad Said Wali -Kakek dari Tuan Guru Zainal Ilmi-), dan pada Syekh Ali bin Abdullah Al Banjari (ulama keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Mekkah).

Banyaknya ilmu yang diperoleh beliau, tak membuat beliau tinggi hati. Tuan Guru Zainal Ilmi tidak lantas menonjolkan diri sebagai orang yang mesti diikuti. Bahkan diceritakan, kemunculan beliau ke masyarakat ditandai sebuah peristiwa "unik", yang hingga kini terus dikenang.

Ketika Tuan Guru H Abdurrahman Shiddiq Al Banjari mau pindah ke Tembilahan, Riau. Beliau ditanya seorang warga di Kampung Dalam Pagar, "Siapakah pengganti Guru di Kampung ini kalau Guru berangkat nanti?"

"Anang Ilmi (Tuan Guru Zainal Ilmi) penggantiku," jawab Datuk Sapat -Tuan Guru Abdurrahman Shiddiq- sembari menepuk bahu Tuan Guru Zainal Ilmi.

Tuan Guru Zainal Ilmi, terkejut mendengar keputusan sekaligus amanah dari Datuk Sapat kepadanya. Konon mulai saat itu, beliau selalu menunduk.

Baca Juga:Pemimpin Pemberontak: Aku Menyerah dengan Tuan Guru Zainal Ilmi

Editor: Muhammad Bulkini