Tak Berkategori

Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (5), Guru dari Para Ulama Besar

apahabar.com, BANJARMASIN – Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan atau yang juga dikenal dengan sebutan Guru…

Abah Guru Sekumpul (kiri) bersama Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan Bangil (Guru Bangil). Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan atau yang juga dikenal dengan sebutan Guru Bangil pada tahun 1970 mendirikan pesantren di Bangil, Surabaya. Pesantren tersebut ramai didatangi para murid. Tidak hanya santri biasa, mereka yang sudah bergelar kiai atau ulama pun turut mengaji ke sana.

Pada tahun tahun 1970 M, sebagaimana terdapat dalam buku "3 Permata Ulama dari Tanah Banjar", Guru Bangil memutuskan untuk mendirikan pesantren dengan nama "Pondok Pesantren Datuk Kelampayan."

Baca Juga: Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (4), Kiai Hamid Pasuruan: Saya Ingin Seperti Kiai Syarwani

Datuk Kelampayan sendiri adalah julukan pada moyang Guru Bangil di Tanah Banjar, yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Sejak pesantren itu dibuka, ramailah orang-orang datang menimba ilmu. Tidak hanya orang yang berdomisili di Jawa Timur, dari luar jawa pun kemudian datang ke tempat itu. Terlebih, orang-orang dari Banjar.

Baca Juga: Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (3), Awal Mula Para Kiai Berguru dengan Beliau

Di kemudian hari, pesantren tersebut dikenal sebagai Pondok Banjar, karena mayoritas santrinya dari suku Banjar. Baik yang sudah tinggal di Jawa Timur, maupun yang sengaja datang jauh-jauh dari Kalimantan untuk menimba ilmu di sana.

"Pengajar di pesantren ini banyak alumni dari Pondok”.

Baca Juga: Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (2), Sayyid Amin Qutbi pun Memujinya

Pengelolaan pesantren ditangani sendiri oleh Guru Bangil. Dengan telaten beliau memikirkan bagaimana para santri dapat dengan mudah belajar, tanpa harus memikirkan masalah pesantren. Bahkan, permasalahan makan dan keperluan sehari-hari santrinya, juga ditanggung beliau.

Sosok Guru Bangil adalah sosok yang tidak ingin memberatkan orang lain. Bahkan, seperti yang diceritakan Tuan Guru H Muhammad Zaini (Abah Guru Sekumpul) pada anak sendiri pun, beliau tidak mudah menyuruh.

Beliau tidak ingin, anak beliau menjadi "durhaka", karena suruhan yang kemungkinan akan ditolak atau dilakukan dengan terpaksa.

Baca Juga: Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (1), Seorang Habib 'Melihat' Keistimewaan Beliau Sejak Kecil

Guru Bangil merupakan pendidik sejati, yang mengajar tidak untuk dibayar. Kecintaan beliau terhadap ilmu dan pencari ilmu telah dibuktikannya dalam keseharian. Hampir seluruh waktu diisi untuk "pesantren".

Bahkan, ketika beliau sudah berumur dan sakit-sakitan, beliau tetap mengajar meski dilakukan dengan berbaring.

Walhasil, dari pesantren tersebut kemudian tumbuh ulama-ulama besar yang masing-masing mereka memiliki puluhan ribu pengikut. Di antara mereka ada yang kemudian menjadi kiai dan mendirikan pesantren di daerahnya.

Ada pula yang memang sudah memiliki majelis atau pesantren, namun sengaja datang untuk menimba ilmu kepadanya.

Guru Bangil pada tahun 1970 mendirikan pesantren di Bangil, Surabaya. Foto-Istimewa

Di antara kiai atau tuan guru yang sudah 'alim, namun mengaji kepada beliau adalah ulama karismatik asal Banjar, Tuan Guru H Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul), ualam asal Bangil: Kiai Abdurrahim, Kiai Abdul Mu'thi, Kyai Khairan, dan banyak lagi yang lainnya.

Di antara murid Guru Bangil yang kemudian menjadi ulama dan menjadi panutan di daerahnya:

  1. Tuan Guru H Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul).
  2. Prof Dr Tuan Guru H Ahmad Syarwani Zuhri, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Balikpapan.
  3. Tuan Guru H Muhammad Syukeri Unus, Pimpinan Majelis Taklim Sabilal Anwar Al Mubarak, Martapura.
  4. Tuan Guru H Zaini Tarsyid, Pengasuh Majelis Taklim Salafus Shaleh Tunggul Irang Seberang, Martapura (Menantu Guru Bangil).
  5. Tuan Guru H Ahmad Bakeri (Tuan Guru Bakeri), Pengasuh Pondok Pesantren Al Mursyidul Amin, Gambut.
  6. Tuan Guru H Asmuni (Tuan Guru Danau), Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aman, Danau Panggang, Amuntai.
  7. Tuan Guru H Syaifuddin Zuhri, Pengasuh Majelis Bani Ismail, Banjarmasin.
  8. KH Syafi'I Luqman, Tulungagung, Jawa Timur.
  9. Tuan Guru HAbrar Dahlan, Pimpinan Pondok Pesantren di Sampit, Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah.
  10. Tuan Guru H Muhammad Safwan Zahri, Pimpinan Pondok Pesantren Sabilut Taqwa, Handil 6, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Editor: Muhammad Bulkini