Tuan Guru Bangil

Tuan Guru Bangil, Sosok Ulama Alim dari Martapura yang Dihormati

K.H. Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari, masyarakat menyebutnya Tuan Guru Bangil. Beliau adalah sosok ulama yang alim dan disegani banyak orang.

K.H. Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari atau Tuan Guru Bangil, Ulama asal Martapura dan pendiri Pondok Pesantren di Bangil, Jawa Timur. Foto: Wikipedia

apahabar.com, JAKARTA - K.H. Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari, masyarakat menyebutnya Tuan Guru Bangil. Beliau adalah sosok ulama yang alim dan disegani banyak orang.

Tidak diketahui pasti tanggal lahir beliau, namun sosok ulama asal Martapura, Kalimantan Selatan ini lahir pada 1334 H, atau tahun 1915. Beliau wafat di Bangil, Jawa Timur pada 11 September 1989, diusianya ke 74 tahun.

Semasa hidup Tuan Guru Bangil banyak masyarakat mengagumi dan menghormati beliau, karena ajarannya mengenai Islam dirasa teduh dan mengayomi tanpa menghakimi.

Sejak kecil ia sudah memiliki semangat tinggi untuk belajar ilmu agama di Martapura. Ia pun memutuskan meninggalkan kampung halamannya menuju Pulau Jawa dan bermukim di Bangil, untuk memperdalam ilmu agama di sana.

Dikagumi Tak Hanya di Dalam Negeri
 Abah Guru Sekumpul dengan salah satu guru utamanya, Syekh Muhammad Syarwani Abdan Al Banjari (Bangil).Foto- net

Saat berusia 16 tahun, pamannya Syekh Muhammad Kasyful Anwar, seorang ahli dalam ilmu agama, menyebutnya sebagai seorang pembaharu dalam agama Islam, dan membawanya ke Mekah bersama sepupunya Syekh Muhammad Sya’rani Arif, yang dikemudian hari juga dikenal sebagai seorang ulama besar di Martapura.

Ketekunan dan kecerdasan keduanya berkembang dalam waktu yang pesat, dan mendapat julukan Dua Mutiara dari Banjar. Bahkan sempat mendapatkan kepercayaan mengajar selama beberapa tahun di Masjidil Haram.

Beliau juga sempat mengajar di pondok Pesantren Darusaalam Martapura. Setiap tahunnya pada acara haul (peringatan kematian) beliau pada 11 September, para jamaah yang datang selalu bertambah setiap tahunnya.

Berdirinya Pondok Pesantren Datuk Kalampayan

Pada September 1970, Tuan Guru Banglil memutuskan mendirikan pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Datuk Kalampayan. Banyak dari santrinya berasal dari Banjar, dan sering disebut sebagai Pondok Banjar.

Dari hasil didikan Tuan Guru Bangil, lahirlah ulama-ulama besar, diantaranya Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari, Kyai Abdurrahim, Kyai Abdul Mu’thi, Kyai Khairan (daerah Jawa), KH Prof. Dr Ahmad Syarwani Zuhri (Pimpinan PP. Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari Balikpapan), dan masih banyak lagi.

Selain sebagai pemimpin pesantren, Tuan Guru Bangil juga dikenal sebagai seorang penulis. Salah satu bukunya yang terkenal membahas mengenai dalil serta kebenaran dari agama Islam.

Pada 11 September 1989, sekitar pukul 19.00 waktu setempat, Tuan Guru Bangil mengembuskan napas terakhirnya pada usia 74 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman al-Haddad Dawur Bangil, yang tak jauh dari pesantren binaannya di Bangil, Jawa Timur.

Sampai sekarang kepergian Tuan Guru Bangil selalu diperingati. Peringatan Haul Ke 35 Tuan Guru Bangil tahun ini diperingati pada Minggu (10/9). Haul tersebut di gelar di halaman Ponpes Datuk Kalampayan Jln. Gurami Kel. Kauman Kec. Bangil Kab. Pasuruan, Jawa Timur.